Gatha (Zoroastrianisme)

Gatha
Yasna 28.1, Gatha Ahunavaiti (Bodleian MS J2)
Informasi
AgamaZoroastrianisme
PenulisZarathustra
BahasaAvesta Kuno
Periodek. 1500 – 1000 SM

Gatha adalah 17 kidung berbahasa Avesta yang secara tradisional diyakini telah disusun oleh nabi Zarathustra. Kidung-kidung tersebut membentuk inti dari tata peribadatan Zoroastrianisme (Yasna). Gatha diatur dalam lima cara atau metrum yang berbeda.[1]

Istilah gāθā (𐬔𐬁𐬚𐬁 "kidung", juga berarti "cara, metrum") berkerabat dengan gāthā (गाथा) dalam bahasa Sanskerta, keduanya diturunkan dari kata *gaHtʰáH dalam bahasa Proto-Indo-Iran, memiliki akar kata *gaH-, berarti "menyanyi".[2]

Susunan

Gatha ditulis berupa syair, berjenis metrum dalam sifat puisi keagamaan Iran Kuno yang sangat singkat.

17 kidung Gatha terdiri dari 238 stanza, sekitar 1300 baris atau jumlah keseluruhan 6000 kata. Kidung-kidung tersebut kemudian dimasukkan ke dalam 72 bab Yasna (bab: ha atau had, dari ha'iti dalam bahasa Avesta, berarti "memotong"), yang pada gilirannya merupakan kumpulan naskah tata cara peribadatan utama dalam ringkasan yang lebih besar daripada Avesta. 17 kidung dikenal dengan nomor bab dalam Yasna, dan dibagi menjadi lima bagian utama:

28–34   Gatha Ahunavaiti   (bandingkan Ahuna Vairya), 100 stanza, (3 syair, 7+9 metrum suku kata)
43–46   Gatha Ushtavaiti   'Memiliki Kebahagiaan', 66 stanza (5 syair, 4+7 metrum suku kata)
47–50   Gatha Spenta Mainyu   'Semangat Berlimpah', 41 stanza (4 syair, 4+7 metrum suku kata)
51   Gatha Vohu Khshathra   'Kekuasaan Baik', 22 stanza (3 syair, 7+7 metrum suku kata)
53   Gatha Vahishto Ishti   'Kekasih Terbaik', 9 stanza (4 syair, dua 7+5 dan dua 7+7+5 metrum suku kata)
54   Airyaman ishya Gatha   'Doa dari dewa Airyaman'

Dengan pengecualian Ahunavaiti, yang dinamai menurut doa Ahuna Vairya (Yasna 27, bukan dalam Gatha), nama-nama Gatha mencerminkan kata pertama dari kidung pertama di dalamnya. Metrum kidung secara awalnya terkait dengan himpunan metrum tristubh-jagati Weda.[3] Nyanyian metrum ini dibacakan, bukan dinyanyikan.

Urutan berurutan dari Gatha secara susunan terganggu oleh Yasna Haptanghaiti ("tujuh bab Yasna", bab 35–41, secara linguistik setua Gatha tetapi dalam bentuk prosa) dan oleh dua kidung kecil lainnya dalam kidung Yasna 42 dan 52.

Bahasa

Bahasa Gatha, lebih dikenal sebagai bahasa Avesta, termasuk dalam rumpun bahasa Iran yang merupakan bagian dari rumpun bahasa Indo-Eropa. Ketergantungan pada bahasa Sanskerta Weda merupakan kelemahan utama dalam menafsirkan Gatha, karena kedua bahasa tersebut, meskipun berasal dari leluhur yang sama (Proto-Indo-Iran), tetapi telah berkembang secara terpisah di tempat yang jauh. Terjemahan dan penafsiran yang ditulis oleh Pemerintah Kekaisaran Sasaniyah, yaitu Zend telah digunakan untuk menafsirkan Gatha, tetapi pada abad ke-3 bahasa Avesta hampir punah, dan ketergantungan pada naskah abad pertengahan sering tidak disarankan karena penafsiran yang sering bersifat dugaan. Sementara beberapa ahli berpendapat bahwa penafsiran menggunakan naskah-naskah yang lebih muda tidak disarankan (Geldner, Humbach), yang lain berpendapat bahwa pandangan seperti itu terlalu skeptis (Spiegel, Darmesteter).[4]

Terjemahan ke dalam bahasa Persia Pertengahan jarang menawarkan titik awal yang tepat untuk pendekatan ilmiah terperinci terhadap Gatha, tetapi perbandingan tegas dari baris tunggal dan glosa masing-masing dengan bahasa Gatha yang asli biasanya mengungkapkan alur pemikiran penerjemah. Hal tersebut jelas mencerminkan penafsiran Gatha oleh para imam dari periode Sasaniyah.[5]

Referensi

Catatan kaki

  1. ^ "Gatha" Diarsipkan 2016-03-04 di Wayback Machine.. Random House Webster's Unabridged Dictionary.
  2. ^ Turner, R. L. (Ralph Lilley) (1962–1966). "gāˊthā – A Comparative Dictionary of Indo-Aryan Languages". dsal.uchicago.edu. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-26. Diakses tanggal 2022-08-03. 
  3. ^ Schlerath, Bernfried (1969), "Der Terminus aw. Gāθā", Münchener Studien zur Sprachwissenschaft, 25: 99–103 
  4. ^ Moulton, James Hope (1906), "Bartholomae's Lexicon and Translation of the Gathas (Review)", The Classical Review, 20 (9): 471–472, doi:10.1017/s0009840x00995398, diarsipkan dari versi asli tanggal 2022-08-03, diakses tanggal 2022-08-03 
  5. ^ Humbach, Helmut (2001), "Gathas: The texts", Encyclopedia Iranica, 10, Costa Mesa: Mazda, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-15, diakses tanggal 2022-08-03. 

Daftar pustaka

  • Malandra, William (2001), "Gathas: Translations", Encyclopedia Iranica, 10, Costa Mesa: Mazda, diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-15, diakses tanggal 2022-08-03. 

Pustaka lanjutan

Pilihan terjemahan yang tersedia daring:

  • Bartholomae, Christian (1951), Taraporewala, Irach Jehangir Sorabji (trans.), ed., Divine Songs of Zarathushtra: A Philological Study of the Gathas of Zarathushtra, Containing the Text With Literal Translation into English, Bombay: K. R. Cama Oriental Institute 
    Bartholomae's translations ("Die Gatha's des Awesta", 1905) were re-translated into English by Taraporewala. The raw texts, sans commentary or introduction, are available online Diarsipkan 2006-09-26 di Wayback Machine.
  • The PDF version of The Divine Songs of Zarathushtra by Irach J. S. Taraporewala is published by FEZANA online Diarsipkan 2022-08-03 di Wayback Machine.
  • Irani, Dinshaw Jamshedji; Tagore, Rabindranath (1924), The Divine Songs Of Zarathushtra, London: Macmillan 
    Complete text of the book including introduction and a plain English synopsis of each verse is available online Diarsipkan 2022-07-05 di Wayback Machine.
  • Skjærvø, Prods Oktor (1999), "Avestan Quotations in Old Persian? Literary sources of the Old Persian Inscriptions", dalam Shaked, Saul; Netzer, Amnon, Irano-Judaica IV, Jerusalem: Makhon Ben-Zvi (Ben-Zvi Institute), hlm. 1–64 

Pranala luar

Kembali kehalaman sebelumnya