Ismail Suny

Ismail Suny
S.H., M.C.L.
Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi ke-12
Masa jabatan
1993–1996
PresidenSoeharto
Sebelum
Pendahulu
E. Soekasah Somawidjaja
Pengganti
Zarkowi Soejoeti
Sebelum
Informasi pribadi
Lahir(1929-08-07)7 Agustus 1929
Belanda Labuhan Haji, Aceh Selatan, Aceh, Hindia Belanda
Meninggal20 April 2009(2009-04-20) (umur 79)
Jakarta
KebangsaanIndonesia
PendidikanUniversitas Indonesia (S1, S3)
Universitas McGill (S2)
Pekerjaan
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B
Bantuan penggunaan templat ini

Prof. Dr. Ismail Suny S.H., M.C.L. (7 Agustus 1929 – 20 April 2009) adalah seorang ahli hukum tata negara dan diplomat asal Indonesia.

Kehidupan

Ismail Suny merupakan putra dari pasangan Haji Mohammad Suny dan Cut Nyak Sawani. Ia anak pertama dari 9 bersaudara. Ayahnya merupakan anak seorang saudagar kaya sekaligus panglima perang keturunan perantau Minangkabau bernama Haji Panglima Minsa, sedangkan ibunya adalah keturunan uleebalang Aceh bernama Hajjah Cut Nyak Sawani binti Teuku Panglima Leman. Teuku Panglima Leman merupakan anak Teuku Keuchik Salihin yang pernah menjadi kepala swapraja / uleebalang Labuhan Haji.

Pada tahun 1948, ia hadir mewakili ayahnya menemui Bung Karno untuk menyerahkan uang dan perhiasan emas dari para saudagar Aceh. Emas yang dikumpulkan ini kemudian dibelikan pesawat Seulawah oleh pemerintah Indonesia.

Lulus dari Sekolah Menengah Islam di Aceh, ia melanjutkan studi di SMA Budi Utomo, Jakarta. Setelah itu ia menyelesaikan pendidikan sarjananya di Fakultas Hukum Universitas Indonesia (1957). Tiga tahun kemudian ia memperoleh gelar Masters in Civil Law di Universitas McGill, Montreal, Kanada, serta gelar doktor dari Universitas Indonesia (1963)

Sepulang dari Kanada, ia mendirikan Universitas Cendrawasih di Jayapura. Tahun 1965, ia memperoleh gelar guru besar dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia. Sejak itu ia menjadi salah satu cendekiawan yang diperhitungkan. Ia menjadi anggota DPRGR/MPRS dari tahun 1967 hingga tahun 1969. Pada saat itu, ia ikut menolak pidato pertanggungjawaban Presiden Soekarno yang dikenal sebagai Nawaksara.

Pada tahun 1973 ia menjadi rektor Universitas Muhammadiyah Jakarta.[1] Tahun 1978 ia diberhentikan dari jabatannya, sekaligus dipenjara tanpa proses pengadilan terlebih dahulu. Kritiknya terhadap kekuasaan Soeharto yang cenderung diktator, membuatnya dijebloskan ke Rumah Tahanan Nirbaya, Jakarta.[2]

Setahun di penjara, Suny kembali mengajar. Pada tahun 1992 hingga tahun 1997, ia menjabat Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi.

Tahun 2006, Ismail Suny memperoleh titel guru besar emiritus Hukum Tata Negara dari Fakultas Hukum Universitas Indonesia.[3] Ia meninggal di Rumah Sakit Mount Elizabeth, Singapore pada 20 April 2009.[4]

Karya

  • The Executive in Indonesia: a Comparative Study, 1960
  • Pembahagian Kekuasaan Negara: Suatu Penjelidikan Perbandingan dalam Hukum Tata Negara Inggeris, Amerika Serikat, Uni Sovjet dan Indonesia, 1962
  • Hukum Tata Negara, 1963
  • Undang-undang Penanaman Modal Asing dan Kredit Luar Negeri, 1968
  • Prasaran Mengenai Mekanisme Demokrasi Pantjasila, 1968
  • Bahan Wajib Hukum Tata Negara: Suatu Kumpulan Tulisan, 1973
  • Bunga Rampai Tentang Aceh, 1980
  • Mencari Keadilan: Sebuah Otobiografi, 1982
  • Pergeseran Kekuasaan Eksekutif: Suatu Penyelidikan dalam Hukum Tata Negara, 1986
  • The Organization of the Islamic Conference, 2000
  • Pakar Hukum Menyatakan Akbar Tandjung Tidak Layak Jadi Terdakwa, 2002
  • Hak Asasi Manusia, 2004
  • Jejak-jejak Hukum Islam dalam Sistem Ketatanegaraan Indonesia: Sebuah Bunga Rampai, 2005

Tanda Kehormatan

Referensi

  1. ^ Arskal Salim, Azyumardi Azra (ed), Shari'a and Politics in Modern Indonesia, Institute of Southeast Asian Studies, 2003
  2. ^ Majalah Tempo, Wawancara Ismail Suny: "Sekretariat Negara Pernah Maha Berkuasa", 6-12 September 1999
  3. ^ Profesor Ismail Suny Wafat[pranala nonaktif permanen]
  4. ^ Profesor Ismail Suny Wafat Diarsipkan 2009-08-08 di Wayback Machine., diakses 10 Januari 2011.
  5. ^ Daftar WNI yang Menerima Anugerah Bintang Jasa Tahun 1964 - 2003 (PDF). Diakses tanggal 25 Februari 2022. 

Pranala luar

Jabatan diplomatik
Didahului oleh:
E. Soekasah Somawidjaja
Duta Besar Indonesia untuk Arab Saudi
1993–1996
Diteruskan oleh:
Zarkowi Soejoeti
Kembali kehalaman sebelumnya