Kabupaten Karawang

Kabupaten Karawang
Transkripsi bahasa daerah
 • Aksara Sundaᮊᮛᮝᮀ
Dari atas ke bawah: Kawasan Galuh Mas, Tari Jaipongan Karawang, Curug Cigentis, dan Pantai Cibuaya
Lambang resmi Kabupaten Karawang
Motto: 
Pangkal perjuangan
Peta
Peta
Kabupaten Karawang di Jawa Barat
Kabupaten Karawang
Kabupaten Karawang
Peta
Kabupaten Karawang di Jawa
Kabupaten Karawang
Kabupaten Karawang
Kabupaten Karawang (Jawa)
Kabupaten Karawang di Indonesia
Kabupaten Karawang
Kabupaten Karawang
Kabupaten Karawang (Indonesia)
Koordinat: 6°18′18″S 107°18′01″E / 6.3050853°S 107.3002579°E / -6.3050853; 107.3002579
Negara Indonesia
ProvinsiJawa Barat
Tanggal berdiri8 Agustus 1950[1]
Dasar hukumUU №14/1950[1]
Hari jadi14 September 1633
Ibu kotaKarawang Barat
Jumlah satuan pemerintahan
Daftar
  • Kecamatan: 30
  • Kelurahan: 12
  • Desa: 297
Pemerintahan
 • BupatiAep Syaepuloh
 • Wakil BupatiLowong
Luas
 • Total1.911,00 km2 (737,84 sq mi)
Populasi
 (30 Juni 2023)[2]
 • Total2.519.882
 • Kepadatan1,300/km2 (3,400/sq mi)
Demografi
 • Agama
  • 98,03% Islam
  • 0,23% Buddha
  • 0,02% Hindu
  • 0,01% Lainnya[2]
 • BahasaIndonesia, Sunda, Jawa, Cirebon, Betawi
 • IPMKenaikan 72,35 (2023)
( Tinggi )[3]
Zona waktuUTC+07:00 (WIB)
Kode pos
Kode BPS
3215
Kode area telepon0264 dan 0267 (Khusus Wilayah Eks-Kawedanan Cikampek)
Pelat kendaraanT
Kode Kemendagri32.15
DAURp 1.338.368.057.000,00- (2020)
Semboyan daerahInterasih (Indah, Tertib, Aman, Bersih)
Situs webwww.karawangkab.go.id


Kabupaten Karawang (aksara Sunda: ᮊᮛᮝᮀ) adalah sebuah wilayah kabupaten yang terletak di Provinsi Jawa Barat, Indonesia. Ibu kotanya adalah Kecamatan Karawang Barat, kabupaten ini berbatasan dengan Kabupaten Bekasi di Barat, Kabupaten Bogor di Barat daya Dan Selatan, Laut Jawa di Utara, Kabupaten Subang di Timur, Kabupaten Purwakarta di Tenggara Dan Selatan. Karawang memiliki luas wilayah 1.911,00 km2, dengan jumlah penduduk pada pertengahan tahun 2023 sebanyak 2.519.882 jiwa, dan kepadatan penduduk 1.300 jiwa per km2.[2]

Pada tahun 2012, kabupaten Karawang memiliki pembangunan proyek-proyek besar yaitu Summarecon, Agung Podomoro, Agung Sedayu, Metland dan lain-lain. Sejarah Monumen Gempol Ngadeupa di Karawang Selatan, dalam catatan sejarah Indonesia, pada tanggal 16 Agustus 1945, Sukarno beserta beberapa orang merumuskan Kemerdekaan Republik Indonesia di Rengasdengklok.

Etimologi

Kata "karawang" muncul pada Naskah Bujangga Manik dari akhir abad ke-15 atau awal abad ke-16. Bujangga Manik menuliskan sebagai berikut:

Leteng karang ti Karawang,
Leteng susuh ti Malayu,
Pamuat aki puhawang.
Dipinangan pinang tiwi,
Pinang tiwi ngubu cai,

Dalam bahasa Sunda, karawang mempunyai arti "penuh dengan lubang". Bisa jadi pada daerah Karawang zaman dulu banyak ditemui lubang.

Cornelis de Houtman, orang Belanda pertama yang menginjakkan kakinya di pulau Jawa, pada tahun 1596 menuliskan adanya suatu tempat yang bernama Karawang sebagai berikut:

Di tengah jalan antara Pamanukan dan Jayakarta, pada sebuah tanjung terletak Karawang.[4]

R. Tjetjep Soepriadi dalam buku Sejarah Karawang[butuh rujukan] berspekulasi tentang asal-muasal kata karawang, pertama kemungkinan berasal dari kata karawaan yang mengandung arti bahwa daerah ini terdapat "banyak rawa", dibuktikan dengan banyaknya daerah yang menggunakan kata rawa di depannya seperti, Rawa Gabus, Rawa Monyet, Rawa Merta dan lain-lain; selain itu berasal dari kata kera dan uang yang mengandung arti bahwa daerah ini dulunya merupakan habitat binatang sejenis monyet yang kemudian berubah menjadi kota yang menghasilkan uang; serta istilah serapan yang berasal dari bahasa Belanda seperti caravan dan lainnya.

Sejarah

Pemukiman awal

Wilayah Karawang sudah sejak lama dihuni manusia. Peninggalan Situs Batujaya dan Situs Cibuaya yang luas menunjukkan pemukiman pada awal masa modern yang mungkin mendahului masa Kerajaan Tarumanagara. Penduduk Karawang semula beragama Hindu dan Budha dan wilayah ini berada di bawah kekuasaan Kerajaan Sunda.

Penyebaran Islam

Agama Islam mulai dianut masyarakat setempat pada masa Kerajaan Sunda, setelah seorang patron bernama Syekh Hasanudin bin Yusuf Idofi, konon dari Makkah, yang terkenal dengan sebutan "Syekh Quro", Syekh Quro merupakan seorang utusan Raja Campa yang mengikuti pelayaran persahabatan ke Majapahit dari Dinasti Ming yang dipimpin oleh Laksamana Cheng Ho (Kapal Laksamana Cheng Ho tercatat mendarat di Pelabuhan Muara Jati, Kerajaan Singapura (cikal bakal Kesultanan Cirebon pada tahun 1415[5].), ketika kapal sudah berada di Pura, Karawang, Syekh Quro beserta pengikutnya turun dan tinggal untuk menyebarkan agama Islam di wilayah Pura dan kemudian menikah dengan Putri Ki Gede Karawang yang bernama Ratna sondari[6] dan meluaskan pengajarannya hingga ke wilayah Pura Dalem (Pedalaman Pura) kemudian mendirikan pesantren di Desa Pulo Kelapa (sekarang masuk kecamatan Lemah Abang, Kabupaten Karawang)

Dari pernikahannya dengan Ratna Sondari, Syekh Quro memiliki seorang anak yang diberi nama Ahmad, Ahmad inilah yang kemudian dikenal dengan nama Syekh Ahmad (Penghulu Pertama di Karawang), Syekh Ahmad pernah diperintahkan oleh ayahnya untuk membantu Syekh Nur Jati atau Syekh Datuk Kahfi di Pesambangan (sekarang masuk wilayah kecamatan Gunung Jati, Kabupaten Cirebon).

Hubungan penyebaran Islam di Karawang dengan Kesultanan Cirebon
Wayang kulit Cirebon gaya Cilamaya karya Ki Ardi, disungging ulang oleh Ki Enang Sutria dan dibrom ulang oleh Arie Nugraha

Puteri Ki Gede Karawang yaitu Ratna sondari memberikan sumbangan hartanya untuk mendirikan sebuah masjid di Gunung Sembung (letaknya berdekatan dengan Gunung Jati) atau dikenal dengan sebutan (Nur Giri Cipta Rengga) yang bernama Masjid Dog Jumeneng atau Masjid Sang Saka Ratu, yang sampai sekarang masih digunakan dan terawat baik.[7]

Syekh Ahmad (Anak Syekh Quro dengan Ratna sondari) kemudian berkeluarga dan memiliki seorang putera bernama Musanudin, Musanudin inilah yang kemudian menjadi Lebai di Kesultanan Cirebon dan memimpim Masjid Agung Sang Cipta Rasa pada masa kepemimpinan Sunan Gunung Jati. Pengangkatan juru kunci di situs makam Syekh Quro dikuatkan oleh pihak Keraton Kanoman, Cirebon. Syekh Quro memberikan ajaran yang kemudian dilanjutkan oleh murid-murid Wali Sanga. Makam Syeikh Quro terletak di Pulobata, Kecamatan Lemahabang.

Pembangunan Pos dan Pedukuhan di Pisangan - Sedari, Karawang

Pada tahun 1518, Syekh Syarif Hidayatullah mengutus Janapura yang merupakan muridnya yang berasal dari Kudus untuk membuat sebuah pedukuhan di dekat laut di wilayah ujung Karawang yang sekarang berada di sekitar Pisangan–Sedari, Karawang, pedukuhan yang dibangun oleh Janapura kemudian menjadi pos kesultanan Cirebon di wilayah pesisir utara bagian barat[8]

Pedukuhan yang pertama dibuat oleh Janapura adalah pedukuhan Pisangan, setelah 10 tahun menetap di Pisangan, kedua puteri dari Janapura yaitu Dewi Sondari dan Andidari datang berkunjung. Pada tahun 1528 Janapura yang kemudian dikenal sebagai Syekh Janapura mendapatkan misi untuk mengislamkan daerah Tanjung Suwung yang sekarang dikenal dengan nama Sedari. Wilayah Tanjung Suwung pada masa itu banyak dihuni oleh masyarakat pelarian dari kerajaan Telaga, Syekh Janapura kemudian berhasil mengislamkan masyarakat di Tanjung Suwung dan selanjutnya mengembangkan pedukuhan disana,[8] menurut Zakaria Husein (sejarahwan Karawang) berita keberhasilan Syekh Janapura mengislamkan Tanjung Suwung kemudian tersebar hingga ke Kudus, tidak lama kemudian Raden Imanillah (keluarga Sunan Kudus) meminang Dewi Sondari dan membawanya kembali ke Kudus, untuk memperingati pernikahan puterinya yaitu Dewi Sondari dengan Raden Imanillah, Syekh Janapura kemudian memberikan nama pada pedukuhan di Tanjung Suwung tersebut dengan nama pedukuhan Sondari yang kemudian dikenal oleh masyarakat sekarang dengan nama Sedari.

Menurut data yang dihimpun oleh Zakaria Husein, Syekh Janapura tinggal di Tanjung Suwung hingga akhir hayatnya yakni pada tahun 1567, beliau kemudian dimakamkan di dekat pantai.[8]

Masa Kesultanan Cirebon

Setelah Kerajaan Sunda runtuh maka wilayah antara sungai Angke dan sungai Cipunegara terbagi dua. Menurut Carita Sajarah Banten, Sunan Gunung Jati pada abad ke 15[9] membagi wilayah antara sungai Angke dan sungai Cipunegara menjadi dua bagian dengan sungai Citarum sebagai pembatasnya, sebelah timur sungai Citarum hingga sungai Cipunegara masuk wilayah Kesultanan Cirebon yang sekarang menjadi Kabupaten Karawang, Kabupaten Purwakarta dan Kabupaten Subang dan sebelah barat sungai Citarum hingga sungai Angke menjadi wilayah bawahan Kesultanan Banten dengan nama Jayakarta.[10][11]

Pemerintahan mandiri

Jembatan KA Bojong pada tahun 1900

Sebagai suatu daerah berpemerintahan sendiri tampaknya dimulai semenjak Karawang diduduki oleh Kesultanan Mataram, di bawah pimpinan Wiraperbangsa dari Sumedang Larang tahun 1632. Kesuksesannya menempatkannya sebagai wedana pertama dengan gelar Adipati Kertabumi III. Semenjak masa ini, sistem pertanian melalui pengairan irigasi mulai dikembangkan di Karawang dan perlahan-lahan daerah ini menjadi daerah pusat penghasil beras utama di Pulau Jawa hingga akhir abad ke-20.

Selanjutnya, Karawang menjadi kabupaten dengan bupati pertama Raden Adipati Singaperbangsa bergelar Kertabumi IV yang dilantik 14 September 1633. Tanggal ini dinobatkan menjapada hari jadi Kabupaten Karawang. Selanjutnya, bupatinya berturut-turut adalah R. Anom Wirasuta 1677-1721, R. Jayanegara (gelar R.A Panatayuda II) 1721-1731, R. Martanegara (R. Singanagara dengan gelar R. A Panatayuda III) 1731-1752, R. Mohamad Soleh (gelar R. A Panatayuda IV) 1752-1786. Pada rentang ini terjadi peralihan penguasa dari Mataram kepada VOC (Belanda).

Menjelang Kemerdekaan Indonesia

Rumah persembunyian Soekarno dan Hatta di Rengasdengklok, Karawang

Pada masa menjelang Kemerdekaan Indonesia, Kabupaten Karawang menyimpan banyak catatan sejarah. Rengasdengklok merupakan tempat disembunyikannya Soekarno dan Hatta oleh para pemuda Indonesia untuk secepatnya merumuskan naskah Proklamasi Kemerdekaan Indonesia pada tanggal 16 Agustus 1945.

Kabupaten Karawang menjadi inspirasi sastrawan Chairil Anwar menulis karya Antara Karawang-Bekasi karena peristiwa pertempuran di daerah sewaktu pasukan dari Divisi Siliwangi harus meninggalkan Bekasi menuju Karawang yang masih menjadi daerah kekuasaan Republik.

Kecamatan Rengasdengklok adalah daerah pertama milik Republik Indonesia yang gagah berani mengibarkan bendera Merah Putih sebelum Proklamasi kemerdekaan Indonesia di Gaungkan.[butuh rujukan] Oleh karena itu selain dikenal dengan sebutan Lumbung Padi Karawang juga sering disebut sebagai Kota Pangkal Perjuangan. Di Rengasdengklok didirikan sebuah monumen yang dibangun oleh masyarakat sekitar, kemudian pada masa pemerintahan Megawati didirikan Tugu Kebulatan Tekad atau warga sekitar menyebutnya dengan Tugu Peureup/Tugu Bojong, untuk mengenang sejarah Republik Indonesia.

Setelah Kemerdekaan Indonesia

Gedung Juang Karawang

Pada tanggal 9 Desember 1947, terjadi peristiwa pembantaian penduduk Kampung Rawagede (sekarang terletak di Desa Balongsari, Rawamerta, Karawang), di antara Karawang dan Bekasi, oleh tentara Belanda sewaktu melancarkan agresi militer pertama. Sejumlah 431 penduduk menjadi korban pembantaian ini.

Wilayah Karawang pada masa lalu (hasil pembagian oleh Sunan Gunung Jati pada abad ke 15) dipecah menjadi dua bagian pada masa perang kemerdekaan sekitar tahun 1948 SK melalui Wali Negeri Pasundan Nomor 12 dengan sungai Citarum dan sungai Cilamaya menjadi pembatasnya, wilayah Kabupaten Karawang Barat meliputi wilayah Kabupaten Karawang sekarang ditambah desa-desa di sebelah barat Citarum yaitu desa-desa Sukasari dan Kertamanah dengan ibu kota di kecamatan Karawang, sementara Kabupaten Karawang Timur meliputi wilayah Kabupaten Purwakarta dikurangi desa-desa di kecamatan Sukasari (yang dahulu masih bagian dari Kabupaten Karawang) dan Kabupaten Subang dengan ibu kota di kecamatan Subang.[12]

Pembagiannya waktu itu adalah:

  • Wilayah Barat; menjadi Kabupaten Karawang yang terdiri dari 3 kawedanan (Karawang, Cikampek dan Rengasdengklok) dan 12 kecamatan (Karawang, Telukjambe, Pangkalan, Klari, Cikampek, Jatisari, Telagasari, Cilamaya, Rengasdengklok, Rawamerta, Pedes dan Batujaya) yang beribukota di Karawang.
  • Wilayah Timur; menjadi Kabupaten Purwakarta yang terdiri dari 5 kawedanan (Purwakarta, Subang, Sagalaherang, Pamanukan dan Ciasem) dan 15 kecamatan (Subang, Kalijati, Pagaden, Sagalaherang, Cisalak, Pamanukan, Pusakanagara, Binong, Ciasem, Pabuaran, Purwadadi, Purwakarta, Campaka, Plered dan Wanayasa) yang beribukota di Subang.

Lalu pada tahun 1950 nama Kabupaten Karawang Timur diubah menjadi Kabupaten Purwakarta dengan ibu kota di Kecamatan Subang dan Kabupaten Karawang Barat menjadi Krawang dengan ibu kota di kecamatan Karawang. Selanjutnya, tahun 1958 daerah sekitar Gunung Sanggabuana atau Loji yaitu Kecamatan Pangkalan yang sebelumnya menjadi bagian dari Kawedanan Jonggol, Bogor digabungkan kedalam wilayah Kabupaten Krawang.[13]

Pada tahun 1968 terjadi pemekaran wilayah Kabupaten Purwakarta yang sebelumnya bernama Kabupaten Karawang Timur menjadi dua Kabupaten, yaitu Kabupaten Subang dengan ibu kota di kecamatan Subang dan Kabupaten Purwakarta dengan ibu kota di kecamatan Purwakarta, karena pada tahun yang sama berlangsung proyek besar bendungan Ir. Djuanda atau yang dikenal dengan nama Bendungan Jatiluhur maka pemerintah pusat pada masa itu merasa perlu untuk menyatukan wilayah waduk Jatiluhur ke dalam satu wilayah kerja yang akhirnya diputuskan dimasukan ke dalam wilayah Kabupaten Purwakarta sehingga pada tahun 1968 wilayah Kabupaten Krawang harus melepaskan desa-desa yang berada disebelah barat sungai Citarum yang masuk dalam proyek besar bendungan Ir. Djuanda atau Bendungan Jatiluhur, desa-desa tersebut adalah desa-desa Sukasari dan Kertamanah yang sekarang masuk dalam kecamatan Sukasari, Kabupaten Purwakarta, sehingga dengan diterbitkannya Undang-Undang No. 4 Tahun 1968 maka wilayah Kabupaten Krawang menjadi berkurang dan wilayah inilah yang dikemudian hari disebut sebagai Kabupaten Karawang[14]

Geografi

Curug Cigentis

Wilayah Kabupaten Karawang sebagian besar dataran pantai yang luas, terhampar di bagian pantai Utara dan merupakan endapan batuan sedimen yang dibentuk oleh bahan–bahan lepas terutama endapan laut dan aluvium vulkanik. Sedangkan di bagian tengah kawasan perbukitan yang sebagian besar terbentuk oleh batuan sedimen, sedang di bagian Selatan yang merupakan wilayah limpahan dari Kawedanan Jonggol merupakan daerah perbukitan yang sejuk terdapat Gunung Sanggabuana dengan ketinggian ± 1.291 Mdpl. Wilayah selatan ini secara iklim dan kondisi geografis berbeda dengan sebagian besar wilayah Kabupaten Karawang yang didominasi oleh dataran rendah, datar dan beriklim panas, wilayah selatan secara geografis dan iklim, bahkan kultur lebih mirip dengan wilayah Jonggol, Bogor.

Topografi

Sebagian besar wilayah Kabupaten Karawang adalah dataran rendah, dan di sebagian kecil di wilayah selatan berupa dataran tinggi.

Iklim

Sesuai dengan bentuk morfologinya Kabupaten Karawang terdiri dari dataran rendah yang mempunyai temperatur udara rata-rata 27 °C dengan tekanan udara rata-rata 0,01 milibar, penyinaran matahari 66 persen dan kelembaban nisbi 80 persen. Iklim di wilayah Kabupaten Karawang adalah iklim tropis basah dan kering (Aw) dengan dua musim, yaitu musim penghujan yang disebabkan oleh angin muson baratan yang bersifat basah & lembap dan musim kemarau yang disebabkan oleh angin muson timuran yang bersifat kering. Curah hujan tahunan berkisar antara 1.100 – 3.200 mm/tahun. Pada bulan Januari sampai April bertiup angin muson barat dan sekitar bulan Juni bertiup angin muson timur–tenggara. Kecepatan angin antara 30 – 35 km/jam, lamanya tiupan rata-rata 5 – 7 jam.

Data iklim Karawang, Jawa Barat, Indonesia
Bulan Jan Feb Mar Apr Mei Jun Jul Agt Sep Okt Nov Des Tahun
Rata-rata tertinggi °C (°F) 30.2
(86.4)
31.2
(88.2)
32
(90)
32.8
(91)
33.1
(91.6)
32.3
(90.1)
32.2
(90)
32.7
(90.9)
33.3
(91.9)
34.3
(93.7)
32.7
(90.9)
31.2
(88.2)
32.33
(90.24)
Rata-rata harian °C (°F) 26.5
(79.7)
27.4
(81.3)
27.9
(82.2)
27.4
(81.3)
26.5
(79.7)
26.2
(79.2)
26.1
(79)
27.2
(81)
27.8
(82)
28
(82)
27.4
(81.3)
27
(81)
27.12
(80.81)
Rata-rata terendah °C (°F) 22.8
(73)
23.7
(74.7)
23.8
(74.8)
24
(75)
23.2
(73.8)
22.2
(72)
21.9
(71.4)
22.8
(73)
23.5
(74.3)
24
(75)
23.8
(74.8)
23.2
(73.8)
23.24
(73.8)
Presipitasi mm (inci) 345
(13.58)
312
(12.28)
184
(7.24)
149
(5.87)
91
(3.58)
56
(2.2)
43
(1.69)
29
(1.14)
46
(1.81)
100
(3.94)
144
(5.67)
203
(7.99)
1.702
(66,99)
Rata-rata hari hujan 23 21 17 15 9 5 4 2 4 10 14 18 142
% kelembapan 84 83 81 80 79 77 75 73 74 76 78 80 78.3
Rata-rata sinar matahari bulanan 149 172 215 244 258 251 285 301 269 257 209 184 2.794
Sumber #1: Climate-Data.org[15]
Sumber #2: BMKG[16] & Weatherbase[17]

Hidrografi

Kabupaten Karawang dilalui oleh aliran sungai yang melandai ke arah utara: Ci Beet yang mengalir dari selatan Karawang menuju Sungai Citarum yang juga menjadi batas antara Kabupaten Karawang dan Bekasi, Ci Tarum, yang merupakan pemisah Kabupaten Karawang dari Kabupaten Bekasi, dan Ci Lamaya, yang merupakan batas wilayah dengan Kabupaten Subang. Selain sungai, terdapat juga tiga saluran irigasi besar, yaitu Saluran Irigasi Tarum Utara, Saluran Irigasi Tarum Tengah dan Saluran Irigasi Tarum Barat yang dimanfaatkan untuk pengairan sawah, tambak, dan pembangkitan listrik.

Pemerintahan

Kabupaten Karawang terdiri atas 30 kecamatan, yang dibagi lagi atas 297 desa dan 12 kelurahan. Pusat pemerintahan di Kecamatan Karawang Timur, tepatnya di kelurahan Karawang Wetan.

Bupati

No Bupati Mulai menjabat Akhir menjabat Wakil Bupati
(17) H. Aep Syaepuloh 25 September 2023 Petahana Lowong

Dewan Perwakilan

Berikut ini adalah komposisi anggota DPRD Kabupaten Karawang dalam dua periode terakhir.[18][19]

Partai Politik Jumlah Kursi dalam Periode
2014-2019 2019-2024
PKB 5 Kenaikan 7
Gerindra 6 Kenaikan 8
PDI-P 9 Penurunan 6
Golkar 8 Penurunan 7
NasDem 3 Penurunan 2
PKS 3 Kenaikan 6
PPP 2 Penurunan 1
PAN 3 Penurunan 1
Hanura 2 Penurunan 1
Demokrat 6 Kenaikan 9
PBB 3 Penurunan 2
Jumlah Anggota 50 Steady 50
Jumlah Partai 11 Steady 11


Kecamatan

Kabupaten Karawang terdiri dari 30 kecamatan, 12 kelurahan, dan 297 desa. Pada tahun 2017, jumlah penduduknya mencapai 2.110.476 jiwa dengan luas wilayah 1.652,20 km² dan sebaran penduduk 1.277 jiwa/km².[20][21]

Daftar kecamatan dan kelurahan di Kabupaten Karawang, adalah sebagai berikut:

Kode
Kemendagri
Kecamatan Jumlah
Kelurahan
Jumlah
Desa
Kodepos[22] Status Daftar
Desa/Kelurahan
32.15.24 Banyusari 12 41375 Desa
32.15.08 Batujaya 10 41354 Desa
32.15.04 Ciampel 7 41363 Desa
32.15.11 Cibuaya 11 41356 Desa
32.15.13 Cikampek 10 41373 Desa
32.15.23 Cilamaya Kulon 12 41386 Desa
32.15.15 Cilamaya Wetan 12 41384 Desa
32.15.30 Cilebar 10 41387 Desa
32.15.14 Jatisari 14 41374 Desa
32.15.22 Jayakerta 8 41359 Desa
32.15.01 Karawang Barat 8 41311-41319 Kelurahan
32.15.26 Karawang Timur 4 4 41321-41328 Desa
Kelurahan
32.15.05 Klari 13 41371 Desa
32.15.25 Kotabaru 9 41377 Desa
32.15.07 Kutawaluya 12 41358 Desa
32.15.19 Lemahabang 11 41383 Desa
32.15.21 Majalaya 7 41388 Desa
32.15.12 Pakisjaya 8 41355 Desa
32.15.02 Pangkalan 8 41362 Desa
32.15.10 Pedes 12 41353 Desa
32.15.29 Purwasari 8 41376 Desa
32.15.18 Rawamerta 13 41382 Desa
32.15.06 Rengasdengklok 9 41352 Desa
32.15.28 Tegalwaru 9 41364 Desa
32.15.17 Talagasari 14 41381 Desa
32.15.27 Telukjambe Barat 10 41341-41349 Desa
32.15.03 Telukjambe Timur 9 41331-41339 Desa
32.15.20 Tempuran 14 41385 Desa
32.15.09 Tirtajaya 11 41357 Desa
32.15.16 Tirtamulya 10 41372 Desa
TOTAL 12 297

Pemekaran Daerah

Karawang merupakan ibu kota Kabupaten Karawang yang direncanakan akan dimekarkan dari Kabupaten Karawang yang terdiri dari 4 kecamatan, yakni kecamatan Karawang Barat, kecamatan Karawang Timur, kecamatan Telukjambe Timur dan kecamatan Telukjambe Barat dan nantinya ibu kota Kabupaten Karawang akan dipindahkan ke Cikampek.[23]

Namun jika Cikampek juga dimekarkan menjadi kota juga seperti Karawang, maka ibu kota Kabupaten Karawang akan dipindahkan ke kecamatan Talagasari karena selain terletak ditengah–tengah Kabupaten Karawang, juga dekat dengan Pelabuhan Cilamaya yang akan dibangun dan akan menjadi pusat perekonomian yang baru.[24]

Demografi

Penduduk Karawang umumnya adalah suku Sunda yang menggunakan bahasa Sunda. Di daerah utara Kabupaten Karawang, seperti di Kecamatan Batujaya dan Kecamatan Pakisjaya sebagian penduduknya menggunakan bahasa Betawi, sedangkan di Kecamatan Pedes, Tempuran, Kecamatan Cilamaya Wetan, dan Cilamaya Kulon sebagian penduduknya menggunakan bahasa Cirebon.[25] Sedangkan di beberapa kecamatan yang lainnya di Karawang menggunakan bahasa Sunda kasar, beberapa kosakata yang mereka gunakan adalah 'aing' (bhs. Sunda standar kuring/abdi), 'nyanéh' (bhs. Sunda standar manéh/anjeun), nyanéhna (bhs. Sunda standar manéhna/anjeunna), nyaranéhna (bhs. Sunda standar maranéhna/aranjeunna), manyaho (bhs. Sunda standar nyaho/terang). Tetapi di daerah selatan Kabupaten Karawang Kecamatan Pangkalan dan Kecamatan Tegalwaru, mereka menggunakan bahasa Sunda standar.

Penduduk Kabupaten Karawang mempunyai mata pencaharian yang beragam, tetapi di sejumlah kecamatan, mayoritas masyarakatnya bekerja sebagai petani atau pembajak sawah karena Kabupaten Karawang adalah daerah penghasil padi.

Suku bangsa

Berdasarkan data Sensus Penduduk Indonesia 2000, suku Sunda menjadi suku bangsa mayoritas di kabupaten Karawang. Sebanyak 1.514.774 jiwa atau 84,85 % dari total penduduk 1.785.208 jiwa yang terdata di Karawang adalah orang Sunda. Dua suku lainnya dengan jumlah yang signifikan yakni orang Jawa, dan Betawi. Sebagian lagi orang Cirebon, kemudian Banten, Batak, Minangkabau, Tionghoa, dan suku lainnya. Berikut adalah besaran penduduk Kabupaten Karawang berdasarkan suku bangsa menurut data Sensus Penduduk Indonesia tahun 2000;[26]

No Suku Jumlah
(2000)
%
1 Sunda 1.514.774 84,85%
2 Jawa 113.748 6,37%
3 Betawi 78.116 4,38%
4 Cirebon 19.962 1,12%
5 Banten 7.123 0,40%
6 Batak 6.319 0,35%
7 Minangkabau 3.852 0,22%
8 Tionghoa 3.119 0,17%
9 Suku lainnya 38.195 2,14%
Kabupaten Karawang 1.785.208 100%

Ekonomi

Kabupaten Karawang merupakan lokasi dari beberapa kawasan industri, antara lain Karawang International Industry City KIIC, Kawasan Surya Cipta, Kawasan Bukit Indah City atau BIC di jalur Cikampek (Karawang). Salah satu industri strategis milik negara juga memiliki fasilitasnya di deretan kawasan industri tersebut, yaitu Perusahaan Umum Percetakan Uang Republik Indonesia (http://www.peruri.co.id/) yang mencetak uang kertas, uang logam, maupun dokumen-dokumen berharga seperti paspor, pita cukai, meterai dan lain sebagainya. Di bidang pertanian, Karawang terkenal sebagai lumbung padi Jawa Barat.[27]

Transportasi

Stasiun kereta api

Kabupaten Karawang memiliki dua stasiun kereta api utama dan satu stasiun kereta cepat, diantaranya Stasiun Karawang di Kecamatan Karawang Barat dan Stasiun Cikampek di Kecamatan Cikampek yang melayani kereta api antarkota maupun lokal menghubungkan Kabupaten Karawang dengan berbagai tujuan di Pulau Jawa, sedangkan Stasiun HSR Karawang di Kecamatan Telukjambe Barat yang melayani Kereta Cepat Jakarta-Bandung.

Kerajinan daerah

Kabupaten Karawang memiliki sentra kerajinan gerabah yang berada di kampung Anjun Kanoman, Tanjung Mekar, kabupaten Karawang. Kerajin gerabah di kampung Anjun Kanoman diturunkan secara turun-temurun oleh para pengerajinnya sejak abad ke 15 ketika wilayah kabupaten Karawang berada dibawah kuasa Sunan Gunung Jati[28]

Kesenian daerah

Tari Jaipongan salah satu tarian paling terkenal dari Karawang
Pagelaran Wayang kulit Cirebon pada Mei 2015 yang diabadikan oleh Arie Nugraha (budayawan Cirebon) dengan lakon "Rit Madenda" di desa Mekar Asih, kecamatan Banyu Sari, kabupaten Karawang yang dipimpin oleh Ki Dalang Enang Sutriya

Kesenian daerah kabupaten Karawang dipengaruhi oleh budaya dari tiga suku di Jawa Barat yaitu Sunda, Betawi dan Cirebon.

Wayang kulit Cirebon di Karawang

Wayang kulit Cirebon yang terdapat di wilayah kabupaten Karawang merupakan bagian dari wilayah pedalangan Cirebon gaya kulonan yang di antaranya berada di kabupaten Subang dan kabupaten Karawang, pada pola penyebarannya di kabupaten Karawang wilayah desa-desa di kecamatan Cilamaya Wetan, kabupaten Karawang ( termasuk di antaranya wilayah desa Cilamaya dan pemekarannya ), sebagian wilayah desa di kecamatan Banyu Sari ( termasuk di antaranya desa Banyu Asih ) menjadi pusat utama pelestariannya, desa-desa tersebut juga bersinergi dengan desa-desa lain yang masih satu budaya di wilayah kabupaten Subang seperti desa Rawa Meneng dan sekitarnya yang juga memegang peranan penting dalam menghidupkan dan melestarikan wayang kulit Cirebon di Karawang

Gaya sunggingan (pewarnaan) pada wayang kulit Cirebon gaya kulonan terutama Cilamaya memiliki perbedaan yang tidak jauh dengan gaya sunggingan wayang kulit Cirebon gaya kidulan terutama Palimanan, menurut Waryo (budayawan Cirebon) hal tersebut dimungkinkan karena pada masa lalu para pedalang dan pengrajin wayang antar kedua wilayah saling bertukar dan saling melakukan pembelian wayang kulit cirebon.

Tradisi Mapag Sri dan Wayang kulit Cirebon

Pada bulan Oktober 2014, tradisi Mapag Sri diadakan kembali sebagai tanda berakhirnya kekosongan tradisi syukuran panen. Tradisi ini selama kurang lebih lima puluh tahun hampir tidak pernah digelar di blok Cibango, desa Cilamaya, kecamatan Cilamaya Wetan, kabupaten Karawang. Tradisi ini juga disempurnakan dengan pagelaran wayang kulit cirebon gaya kulonan (cilamaya).

Menurut Aef Sudrajat, yang merupakan ketua Gabungan Kelompok Tani (Gapoktan) Saluyu sekaligus yang menggelar syukuran tersebut, kekosongan yang terjadi selama kurang lebih lima puluh tahun disebabkan oleh modernisasi dan rendahnya kesadaran masyarakat untuk melestarikan tradisi syukuran.[29] Berkurangnya masyarakat yang melakukan tradisi syukuran mapag sri dimungkinkan terjadi dalam kondisi masyarakat yang mayoritas muslim dikarenakan dalam salah satu urutan prosesi tradisi mapag sri ada sebuah prosesi mengarak simbolisasi dewi sri untuk mengelilingi kampung yang oleh beberapa kalangan masyarakat muslim bagian ini dianggap tidak Islami walau bagian lain dalam prosesi syukuran mapag sri pada budaya Cirebon telah kental nuansa Islamnya. Beberapa masyarakat adat Cirebon telah mengganti simbolisasi dewi sri ini dengan sepasang pengantin padi seperti pada tradisi mapag sri di pesisir timur kabupaten Indramayu sehingga tidak bertentangan dengan nilai-nilai keislaman.[30]

Pada masyarakat adat Cirebon di wilayah Cilamaya dan sekitarnya, tradisi syukuran mapag sri dimaknai sebagai wujud syukur kepada Allah swt menjelang musim panen, tradisi syukuran mapag sri merupakan bagian dari rangkaian tradisi panen, pascapanen dan menjelang tanam padi, pada masyarakat adat Cirebon di wilayah Cilamaya dan sekitarnya rangkaian tradisi selanjutnya setelah syukuran mapag sri adalah tradisi hajat bumi atau dalam bahasa setempat dikenal dengan istilah Babaritan yang dilakukan setelah prosesi panen dan kemudian tradisi mapag cai ( membawa air ) yang dilakukan menjelang musim tanam.

Menurut Aef Sudrajat, prosesi Mapag Sri di wilayahnya dapat dilakukan dengan dukungan dari donatur dan sumbangan dari delapan kelompok tani yang tergabung di dalam Gapoktan pimpinannya, prosesi mapag sri disempurnakan dengan pagelaran wayang kulit cirebon gaya kulonan yang dipimpin oleh Ki Dalang Udama dari desa Rawa Meneng, kecamatan Blanakan, kabupaten Subang. Pagelaran wayang kulit cirebon gaya kulonan tersebut dipentaskan siang–malam di kompleks pemakaman sesepuh blok Cibango, oleh masyarakat sekitar prosesi pagelaran wayang kulit ini disebut "prosesi ngaruwat" atau selamatan guna memohon doa dari Allah swt agar dijauhkan dari bahaya, penyakit dan kesulitan. pada pagelaran wayang kulit cirebon yang menjadi pelengkap prosesi adat mapag sri, lakon wayang yang biasanya dipentaskan adalah lakon Sulanjana yang bercerita tentang asal muasalnya padi.

Set Wayang kulit Cirebon gaya Kulonan ( Cilamaya )

Pariwisata

Bendungan Walahar
Candi Jiwa di Batu Jaya
San Diego Hills Memorial Park

Objek Wisata

  • Pantai Tanjung Pakis
  • Bendungan Walahar
  • Curug Bandung
  • Curug Cigentis
  • Pantai Tanjung Pakis
  • Pantai Samudra Baru
  • Pantai Sedari
  • Pantai Tanjung Pulau Putri
    Pantai Pelangi
  • Pantai Tanjung Baru
  • Danau Cipule[31]
  • Candi Jiwa
  • Monumen Rawa Gede
  • Rumah Rengas Dengklok
  • Petilasan Jaka Tingkir[32]
  • San Diego Hills Memorial Park

Olahraga

Referensi

  1. ^ a b "Pembentukan Daerah-Daerah Otonom di Indonesia s/d Tahun 2014" (PDF). www.otda.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 12 Juli 2019. Diakses tanggal 2 Februari 2022. 
  2. ^ a b c "Visualisasi Data Kependudukan - Kementerian Dalam Negeri 2021". www.dukcapil.kemendagri.go.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-08-05. Diakses tanggal 2 Juli 2022. 
  3. ^ "Indeks Pembangunan Manusia 2021-2023". www.jabar.bps.go.id. Diakses tanggal 7 Desember 2023. 
  4. ^ Sumber-sumber Asli Sejarah Jakarta Jilid II, Adolf Heuken SJ, Cipta Loka Caraka, Jakarta, 2000
  5. ^ Yuanzhi Kong, Hembing Wijayakusuma. 2011. Muslim Tionghoa Cheng Ho: misteri perjalanan muhibah di Nusantara.: Yayasan Obor Indonesia.
  6. ^ [1] Diarsipkan 2014-11-09 di Wayback Machine.|Kerajaan Pura
  7. ^ [2] Diarsipkan 2016-02-02 di Wayback Machine.|Sumur Jalatunda - IAIN Syekh Nurjati
  8. ^ a b c Awaludin, Luthfiana. 2017. Kisah Murid Sunan Gunung Jati & Pantai Sedari di Karawang. Jakarta : Detik News
  9. ^ [3] Diarsipkan 2010-11-23 di Wayback Machine.|Sungai Citarum Sekilas Sejarah, Banjir: Dulu hingga Sekarang, Menuju Tujuan Bersama
  10. ^ Perang, Dagang, Persahabatan: Surat-surat Sultan Banten, Titik Pudjiastuti, Buku Obor, Jakarta, 2007
  11. ^ [4] Diarsipkan 2014-11-21 di Wayback Machine.|jayakarta
  12. ^ Surat Keputusan DPRD Kabupaten Subang - DPRD No.: 01/SK/DPRD/1977
  13. ^ Undang-Undang No. 14 tahun 1950 - Tentang Pemerintahan Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Djawa Barat
  14. ^ Undang-Undang No. 4 Tahun 1968 - Pembentukan Kabupaten Purwakarta Dan Kabupaten Subang Dengan Mengubah Undang-Undang NO.14 Tahun 1950 Tentang Pembentukan Daerah-Daerah Kabupaten Dalam Lingkungan Propinsi Jawa Barat
  15. ^ "Karawang, Jawa Barat, Indonesia". Climate-Data.org. Diakses tanggal 1 Oktober 2020. 
  16. ^ "Curah Hujan Kabupaten Karawang – ZOM 60, 64, 65, 66, dan 76" (PDF). BMKG. hlm. 57. Diakses tanggal 1 Oktober 2021. 
  17. ^ "Karawang, Indonesia". Weatherbase. Diakses tanggal 1 Oktober 2020. 
  18. ^ PEROLEHAN KURSI DPRD KAB. KARAWANG 2014-2019
  19. ^ Perolehan Kursi DPRD Kab. Karawang 2019-2024
  20. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 Desember 2018. Diakses tanggal 3 Oktober 2019. 
  21. ^ "Peraturan Menteri Dalam Negeri Nomor 72 Tahun 2019 tentang Perubahan atas Permendagri nomor 137 Tahun 2017 tentang Kode dan Data Wilayah Administrasi Pemerintahan". Kementerian Dalam Negeri Republik Indonesia. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 25 Oktober 2019. Diakses tanggal 15 Januari 2020. 
  22. ^ Kode Pos Kabupaten Karawang
  23. ^ Wacana Pemekaran Kabupaten Karawang Kembali Santer Diarsipkan 2014-08-19 di Wayback Machine. pikiran-rakyat.com
  24. ^ Cikampek Layak Pisahkan Diri Dari Karawang Diarsipkan 2014-08-19 di Wayback Machine. inilah.com
  25. ^ Huri, Daman. 2017. Geografi Variasi Bahasa di Bagian Utara Karawang, Jawa Barat. Karawang : Universitas Singaperbangsa
  26. ^ "Karakteristik Penduduk Jawa Barat Hasil Sensus Penduduk 2000" (pdf). www.jabar.bps.go.id. 1 November 2001. hlm. 72–73. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-01-19. Diakses tanggal 17 September 2022. 
  27. ^ "Para Naga Penguasa Jakarta Beradu Perkasa di Karawang". Kompas. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-09-18. Diakses tanggal 26 November 2017. 
  28. ^ Praditya, Athar Ibnu. 2014. Industri Gerabah di Kampung Anjun Kanoman, Karawang Nyaris Punah. Banjaran : Bandung News Photo
  29. ^ Radar Karawang - Petani Gelar Wayang Kulit Diarsipkan 2015-04-02 di Wayback Machine. (edisi tahun 2014)
  30. ^ Pambudi, J. 2013. Mapag Sri, Cara Petani Syukuri Hasil Bumi. Bandung: Pikiran Rakyat
  31. ^ "Kutayu". Diarsipkan dari versi asli tanggal 2015-12-08. Diakses tanggal 2015-12-02. 
  32. ^ "Blog - Rolling Hills, Perumahan Baru di Karawang". www.rolling-hills.id. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2020-12-05. Diakses tanggal 2020-10-04. 

Pranala luar

Baca informasi lainnya:

Roberto CavalliOn RunawayLahir15 November 1940 (umur 83)Florence, ItaliaKebangsaanItaliaPendidikanAcademy of Art of Florence, ItaliaLabelRoberto Cavalli, just cavalli, Roberto Cavalli Junior, Roberto Cavalli Parfums, Roberto Cavalli Home [1] Roberto Cavalli ialah seorang fashion designer asal Italia yang lahir pada 15 November 1940 di Florence, Itali.[2] Cavalli merupakan anak dari Giorgio Cavalli (surveyor pertambangan) dan Marcela Cavalli (penjahit).[2][3] …

Ralph HammerasFilm Internasional Almanak 1937-38Lahir(1894-03-24)24 Maret 1894Minneapolis, MinnesotaMeninggal3 Februari 1970(1970-02-03) (umur 75)Los Angeles, CaliforniaPekerjaanPerancang Efek khususSinematograferSutradara seniTahun aktif1925-1960 Ralph Hammeras (24 Maret 1894 – 3 Februari 1970) adalah seorang perancang efek khusus, sinematografer, sutradara seni Amerika. Ia dinominasikan untuk tiga Academy Award. Ia membuat sebuah miniatur berskala besar dari kota London untuk film …

Questa voce o sezione sull'argomento geometria non cita le fonti necessarie o quelle presenti sono insufficienti. Puoi migliorare questa voce aggiungendo citazioni da fonti attendibili secondo le linee guida sull'uso delle fonti. Segui i suggerimenti del progetto di riferimento. Questa voce sull'argomento geometria è solo un abbozzo. Contribuisci a migliorarla secondo le convenzioni di Wikipedia. Segui i suggerimenti del progetto di riferimento. Sistema di riferimento cartesiano in tr…

SMA Negeri 2 CiamisInformasiDidirikan5 Juni 1986[1]JenisNegeriAkreditasiA[2]Nomor Statistik Sekolah301021401028Nomor Pokok Sekolah Nasional20211500Kepala SekolahAndi RiyadiJumlah kelas33 kelas (X: 11, XI: 11, XII: 11)Rentang kelasX, XI, XIIKurikulumKurikulum Tingkat Satuan PendidikanJumlah siswa1.123 siswa (34,03/kelas)AlamatLokasiJl. K.H. Ahmad Dahlan №2, Linggasari, Kec. Ciamis, Kabupaten Ciamis, Jawa Barat, IndonesiaTel./Faks.+62-265-771709Koordinat7°19′45…

Sherwood C. SpringLahirSherwood Clark Spring3 September 1944 (umur 79)Hartford, Connecticut, Amerika SerikatStatusPurnawirawanKebangsaanAmerika SerikatAlmamaterAkademi Militer Amerika Serikat, Sarjana 1967Universitas Arizona, Magistrat 1974PekerjaanPilot uji cobaKarier luar angkasaAntariksawan NASAPangkatKolonel Angkatan Darat Amerika SerikatWaktu di luar angkasa6 hari 21 jam 04 menitSeleksi1980 NASA Group 9Total EVA2Total waktu EVA12 jam 14 menit[1]MisiSTS-61-BLambang misi Sherwood…

GairPosterSutradaraAshok GaikwadProduserHarish Sapkale,Prakash PatilDitulis olehSantosh Saroj (dialogues)CeritaRajeev Kaul,Praful ParekhPemeranAjay DevgnRaveena TandonReena RoyAmrish PuriParesh RawalPenata musikAnand MilindSinematograferAnwar SirajPenyuntingWaman Bhonsle,Gurudutt ShiraliTanggal rilis 12 November 1999 (1999-11-12) Durasi145 minutesNegaraIndiaBahasaHindiAnggaran3.50cr[1]Pendapatankotor5.81cr[1]Gair adalah sebuah film drama kejahatan aksi berbahasa Hindi …

Walet linchi Status konservasi Risiko Rendah (IUCN 3.1)[1] Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Animalia Filum: Chordata Kelas: Aves Ordo: Apodiformes Famili: Apodidae Genus: Collocalia Spesies: C. linchi Nama binomial Collocalia linchi(Horsfield & Moore, 1854) Walet linchi (bahasa Latin: Collocalia linchi) adalah spesies burung dari keluarga Apodidae, dari genus Collocalia. Burung ini merupakan jenis burung pemakan serangga kecil yang memiliki habitat di semua tipe hutan, laha…

Indian music composer duo Sachin–JigarBackground informationAlso known asSachin Sanghvi, Jigar SaraiyaBorn (1980-06-14) June 14, 1980 (age 43)OriginMumbai, IndiaGenresFilm soundtrack, Electronic, Pop, Rock, Hip Hop, JazzOccupation(s)Music director, singer, record producer, arranger, composer, entrepreneurInstrument(s)Vocals, Guitars, Piano, Keyboard, Bass guitar, Stomp, Percussions, Drums, Vibraphone, Flute, Electronic music Clarinet, Oboe, English Horn, Ukulele, Backpacker, Tumbi, Whistl…

Comercio Romano El comercio romano fue el motor que condujo a la economía de finales de la República y principios del Imperio. Modas y tendencias de la historiografía y cultura popular han tendido a no ocuparse de la base económica del imperio en favor de lingua franca que fue el latín y las hazañas de las legiones. Tanto la lengua como las legiones fueron apoyadas por el comercio, siendo al mismo tiempo parte de su espina dorsal. Los romanos eran hombres de negocios y la longevidad de su …

Australia international rugby league footballer Paul GallenPersonal informationBorn (1981-08-14) 14 August 1981 (age 42)Sydney, New South Wales, AustraliaHeight179 cm (5 ft 10 in)Weight113 kg (17 st 11 lb)Playing informationPositionLock, Prop, Second-row Club Years Team Pld T G FG P 2001–19 Cronulla Sharks 348 63 4 1 261 Representative Years Team Pld T G FG P 2006 NSW City 2 0 1 0 2 2006–16 New South Wales 24 1 1 0 6 2006–07 Prime Minister's XIII …

Artikel ini membahas mengenai bangunan, struktur, infrastruktur, atau kawasan terencana yang sedang dibangun atau akan segera selesai. Informasi di halaman ini bisa berubah setiap saat (tidak jarang perubahan yang besar) seiring dengan penyelesaiannya. The Sheffield TowerInformasi umumStatusDisetujuiLokasiDubai, Uni Emirat ArabPerkiraan rampung2009Data teknisJumlah lantai46Desain dan konstruksiArsitekNational Engineering BureauPengembangNakheel The Sheffield Tower merupakan sebuah menara berting…

Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada Januari 2023. Artikel ini bukan mengenai Gajah. Husain bin ThohaSyekh Gajah BarongNamaHusain bin ThohaKebangsaanIndonesiaZamanVOCJabatanPanglima Kesultanan Banten Habib Husain bin Thoha, atau yang lebih dikenal dengan Syekh Gajah Barong adalah seorang panglima perang d…

Questa voce sugli argomenti trattati e storia contemporanea è solo un abbozzo. Contribuisci a migliorarla secondo le convenzioni di Wikipedia. Segui i suggerimenti del progetto di riferimento. Trattato di Vienna                     Confini del trattato 10 novembre 1859                      Con…

Tommy DorfmanDorfman tahun 2018Lahir13 Mei 1992 (umur 31)Atlanta, Georgia, Amerika SerikatPekerjaan Aktor penulis Tahun aktif2009–sekarangSuami/istriPeter Zurkuhlen ​(m. 2016)​ Tommy Dorfman (lahir 13 Mei 1992)[1] adalah aktor asal Amerika Serikat yang dikenal karena perannya sebagai Ryan Shaver dalam serial Netflix, 13 Reasons Why (2017).[2] Kehidupan awal dan karier Dorfman lahir dan dibesarkan di Atlanta, Georgia,[3] dari sebuah…

An-Nazla Ash-SharqiyaLingkunganNegaraArab SaudiProvinsiProvinsi MakkahPemerintahan • Wali kotaHani Abu Ras[1] • Gubernur kotaMish'al Al-SaudKetinggian12 m (39 ft)Zona waktuUTC+3 (AST) • Musim panas (DST)ASTKode pos(5 kode digit dimulai dari 23; e.g. 23434)Kode area telepon+966-12Situs webwww.jeddah.gov.sa/english/index.php An-Nazla Ash-Sharqiya adalah sebuah pemukiman padat penduduk di kota Jeddah di Provinsi Makkah, tepatnya di sebelah barat…

TBS EducationÉcole Supérieure de Commerce de ToulouseNama sebelumnyaToulouse Business School / ESC ToulouseJenisGrande école de commerce et de management(Private research university Business school)Didirikan1903; 121 tahun lalu (1903)Afiliasi akademikConférence des grandes écoles,[1] Federal University of Toulouse Midi-Pyrénées[2]Anggaran€55 juta[3]PresidenPierre Hurstel[4]ProvosStéphanie Lavigne[5]Staf akademik124 Professor tetap: 52% gelar…

Paspor Republik Rakyat Tiongkok中华人民共和国护照Sampul depan paspor biometrik Tiongkok biasa sejak 2012Halaman depan informasi pribadi data paspor biometrik Tiongkok biasa sejak 2019Pertama diterbitkanSeptember 1919 (versi pertama, dikeluarkan oleh Pemerintah Beiyang)April 1922 (booklet)1949 (versi terbaru)Penerbit Administrasi Imigrasi Nasional, RRTJenis dokumenPasporTujuanIdentifikasiSyarat kepemilikanWarga negara Tiongkok dengan Hukou yang berada di Tiongkok Daratan, atau warga nega…

In sociolinguistics, the curvilinear principle states that there is a tendency for linguistic change from below to originate from members of the central classes in a speech community's socioeconomic hierarchy, rather than from the outermost or exterior classes.[1] Overview Graph demonstrating the curvilinear principle, showing that the frequency of use is highest in the interior classes and lowest in the exterior classes. First proposed by William Labov,[2] the curvilinear princi…

Darsono ProdjowibowoPengabdianIndonesiaDinas/cabang TNI Angkatan DaratPangkat Brigadir Jenderal TNINRP11883KesatuanInfanteriBrigadir Jenderal TNI (Purn.) Darsono Prodjowibowo merupakan seorang perwira tinggi angkatan darat dari Indonesia.[1] Karier militer Komandan Batalyon 301/Kiansantang (1 Desember 1948 – 30 Januari 1952)[1] Panglima Komando Daerah Militer XI/Tambun Bungai (11 Februari 1961[1] – 27 Agustus 1963)[2] Referensi ^ a b …

Daucus carota Status konservasiRisiko rendahIUCN172210 TaksonomiDivisiTracheophytaSubdivisiSpermatophytesKladAngiospermaeKladmesangiospermsKladeudicotsKladcore eudicotsKladasteridsKladcampanulidsOrdoApialesFamiliApiaceaeSubfamiliApioideaeTribusScandiceaeSubtribusDaucinaeGenusDaucusSpesiesDaucus carota Linnaeus, 1753 lbs Daucus carota, yang nama umumnya termasuk wortel liar, sarang burung, renda uskup, dan renda Ratu Anne (Amerika Utara), adalah putih, tumbuhan berbunga dalam keluarga Apiaceae, b…

Kembali kehalaman sebelumnya