Kota yang berdiri di selatan Pulau Ambon ini[4] berawal dari pendirian sebuah benteng yang senantiasa menjadi pusat pertumbuhan kota.[5] Kota ini didirikan oleh bangsa Portugis yang menamainya dengan istilah Nossa Senhora daAnunciada.[c 1] Sejak zaman VOC dan Belanda, kota ini berkembang cepat sebagai pusat pembudidayaan dan perdagangan rempah[6][7] dan salah satu kota penting di Nusantara hingga sekarang berkedudukan sebagai ibu kota provinsi.[8] Kini, kota ini berkedudukan sebagai kota yang dikepalai oleh wali kota[9] dengan Dewan Perwakilan Rakyat Daerah Kota Ambon sebagai penyelenggara bersamanya.[10]
Asal-usul dari istilah Ambon tidak mudah ditentukan. Menurut keterangan yang diberikan penduduk setempat, istilah tersebut berasal dari kata ombong yang merupakan bentukan lokal dari kata embun.[17] Puncak-puncak gunung di Pulau Ambon memang sering tertutupi oleh embun yang tebal.[17] Istilah Laha pun pernah dipakai untuk menamai Benteng Nossa Senhora da Anunciada yang menjadi cikal bakal kota.[18] Dalam bahasa setempat, laha diartikan sebagai pelabuhan.[19]
Meskipun kini istilah Ambon mengacu pada Kota Ambon, Pulau Ambon, maupun suku Ambon, dalam perkembangan sejarah (terutama pada abad ke-20), istilah Ambon mengacu kepada penduduk Maluku Tengah.[17] Frasa orang Ambon(Ambonezen) sendiri pun mengacu kepada para penduduk di Maluku Tengah, meskipun pada awalnya hanya digunakan untuk penduduk Kota Ambon yang memiliki budaya mestizo.[17][20][21]
Kota Ambon mulai berkembang semenjak kedatangan Portugis pada tahun 1513.[22] Kemudian, sekitar tahun 1575, penguasa Portugis mengerahkan penduduk di sekitarnya untuk membangun Benteng Kota Laha atau Ferangi yang pada waktu itu diberi nama Nossa Senhora da Anunciada di Dataran Honipopu.[18] Dalam pembangunan, masyarakat pekerja mendirikan organisasi berbentuk perkampungan seperti Soya yang menjadi dasar Kota Ambon karena di dalam perkembangan selanjutnya masyarakat tersebut sudah menjadi masyarakat geneologis teritorial yang teratur.[18]
Setelah Belanda berhasil menguasai Kepulauan Maluku dan khususnya Ambon dari kekuasaan Portugis, benteng Nossa Senhora de Anunciada direbut pada tahun 1605[23] dan dijadikan pusat pemerintahan kolonial[24] dan diberi nama Victoria.[18] Benteng ini dilanda gempa hebat dan rusak parah, lalu direnovasi dan diberi nama ulang Nieuw Victoria.[25][c 3] Meskipun nama barunya Nieuw Victoria, benteng ini lebih dikenal rakyat setempat sebagai Benteng Victoria. Benteng ini terkenal sebagai tempat Pattimuradigantung pada 16 Desember1817.[26] Pahlawan Nasional Slamet Rijadi juga gugur di benteng ini dalam pertempuran melawan pasukan Republik Maluku Selatan.[27]
Pada 17 Februari1796 VOC menyerah kepada laksamanaBritania Raya, Pieter Ramier sehingga Kota Ambon menjadi bagian dari wilayah Britania Raya.[28] Britania Raya memerintah di kota sampai tahun 1803.[28] Setelah itu, terjadilah penyerahan jajahan kembali bukan kepada VOC, melainkan kepada Belanda[28] karena VOC jatuh bangkrut pada 1799,[30][31][32] sebelum Kota Ambon dikembalikan.
Pada masa Hindia Belanda, Kota Ambon mulai dimodernisasi. Kota Ambon, tepatnya Casteel Victoria menjadi ibu kota dari Gouvernment Amboina, salah satu dari tiga gouvernment yang terletak di antara Sulawesi dan Irian yang membentuk administrasi pemerintahan yang bernama Gouvernment der Molukken yang dibentuk pada 1817.[33] Selain itu, pada tanggal 7 September1921 masyarakat Kota Ambon diberi hak yang sama dengan pemerintah kolonial.[34] Hal ini menjadi wujud perjuangan masyarakat Indonesia dari Maluku.[34] Hal ini pun merupakan kekalahan politik penjajah karena warga Ambon pun menjadi bisa berperan dalam pemerintahan dengan irama yang sama sengan politik penjajah masa itu.[34] Dengan demikian, masyarakat kota terbekali modal dalam menentukan masa depannya.[34]
Peninggalan masa pendudukan ini masih bisa ditemukan. Pemakaman Perang Ambonlah yang paling terkenal sebagai pemakaman tentara-tentara Sekutu yang gugur dalam Pertempuran Ambon. Selain itu, Gubernur Maluku, Said Assagaf, pernah menemukan dua torpedo peninggalan Jepang di dasar Teluk Ambon ketika menyelam.[40]
Masa Kemerdekaan Indonesia dan Hari Jadi
Hari lahir atau hari jadi kota Ambon telah diputuskan jatuh pada tanggal 7 September1575 dalam suatu seminar di Ambon yang berlangsung pada 14–17 November1972 dengan kerja sama bersama Universitas Pattimura.[34] Penggagas seminar ini adalah Wali Kota Ambon ke-9, Letkol Matheos H. Manuputty melalui SK 25/KPTS/1972 tentang Pembentukan Panitia Khusus Sejarah Kota Ambon yang dikeluarkan pada 10 Juli1972 dengan tugas untuk menggali dan menentukan hari lahir kota.[34]
Penetapan tanggal hari jadi tersebut didasarkan pada faktasejarah bahwa pada tanggal 7 September 1921 masyarakat Kota Ambon diberikan hak yang sama dengan Pemerintah Kolonial Belanda.[34] Sedangkan, penetapan tahun 1575 dilandasi oleh tahun mulainya pembangunan Benteng Kota Laha.[34] Hari jadi merupakan campuran dari kedua waktu tersebut. Setelah penetapan hari jadi diberlakukan, hari jadi Kota Ambon pertama kali diperinagti pada 7 September1973.[34]
Di kota Ambon sudah terjadi beberapa kerusuhan yang mengikutsertakan SARA. Kerusuhan yang paling dikenal adalah Kerusuhan Ambon 1999 yang terjadi karena masalah politik, namun mengikutsertakan unsur SARA, terutama agama.[42] Meskipun kerusuhan ini telah terselesaikan dengan Perjanjian Malino,[43] penghancuran sarang[44] serta penghukuman provokator kerusuhan,[45]kerusuhan dengan sebab yang serupa terjadi lagi pada tahun 2011 dan menewaskan beberapa orang,[46] namun langsung diredakan. Saat kedua kerusuhan, terutama Kerusuhan 1999 terjadi, kota terluluhlantahkan dan meninggalkan banyak kenangan pahit.[47] Kerusuhan 1999 pun menimbulkan munculnya ribuan pengungsi yang diantaranya mengungsi ke Jakarta.[48] Banyak orang yang tidak menginginkan peristiwa ini terulang kembali, bahkan mantan penjihad pun beranggapan demikian.[49][50] Untuk memperingati kerusuhan-kerusuhan ini dan menegakkan perdamaian, didirikanlah Gong Perdamaian Dunia yang terletak di pusat kota.[51] Gong Perdamaian Dunia tersebut merupakan Gong Perdamaian Dunia ke-35 di dunia dan ke-2 di Indonesia setelah didahului gong serupa di provinsi Bali.[52]
Kota Ambon terletak di sebelah selatan dari Pulau Ambon[4] dengan luas keseluruhan sebesar 377 km2 atau dua perlima dari luas Pulau Ambon.[53] Luas ini terdiri dari luas daratan sebesar 359,45 km2 dan perairan sebesar 17,55 km2 dengan garis pantai sepanjang 98 km.[53] Kota ini dibelah oleh Teluk Ambon sehingga berada dalam lengkungan yang berbentuk huruf U.[54] Sisi timur kota berbatasan dengan Sala Hutu, Maluku Tengah; selatan dengan Laut Banda; dan barat dan utara dengan Leihitu, Maluku Tengah.[55]
Kota ini mencakup 46,38% dari seluruh tanah Pulau Ambon.[c 4] Menurut teleponnya, Kota Ambon mencakup wilayah kode telepon +62 911,[56] sedangkan Kota Ambon mencakup wilayah kode pos 97111–97237.
Topografi
Kota Ambon memiliki luas daratan 359,45 km2.[58] Karena letaknya di pulau busur vulkanis, 73% wilayah kota merupakan daerah perbukitan dengan kemiringan lereng terjal (30–45°) hingga sangat terjal (>45°) dan hanya sekitar 17% dari wilayah daratannya yang dapat dikelompokkan datar atau landai dengan kemiringan kurang dari 30°.[59]
Kota Ambon merupakan pusat pelabuhan, pariwisata, dan pendidikan bagi wilayah Kepulauan Maluku.[60][c 5] Dari antara beberapa pelabuhan di kota, Pelabuhan Yos Sudarso di kota ini menjadi pelabuhan utama kota dan provinsi.[61] Kota disebut sebagai pusat pariwisata karena menawarkan beragam jenis wisata, mulai dari alam, budaya, bahari, hingga kuliner.[62] Keberadaan Ambon sebagai pusat pendidikan bisa dilihat dari penyelenggaraan pesta pendidikan,[63] rata-rata lama sekolah yang tinggi, dan ketersediaan sarana dan prasarana pendidikan sejak zaman penjajahan.[64] Kota ini pun memiliki PDRB terbesar dan PDRB per kapita tertinggi di Maluku. Selain menyandang gelar sebagai kota musik Indonesia,[65][66] Ambon merupakan kota pertama di Asia Tenggara yang dianguerahi sebagai Kota Musik Dunia oleh UNESCO.[67]
Iklim
Secara astronomis, Kota Ambon terletak di 3° 34' 8,40"–3° 47' 42,00" LS dan 128° 1' 33,60"–128° 18' 3,60" BT.[53] Ambon beriklim hutan hujan tropis (Köppen: Af), serupa dengan iklim sebagian besar wilayah Indonesia dan Maluku Tengah. Iklim hutan hujan tropis Ambon dapat dilihat dari banyaknya hutan hujan tropika di kota yang sempat terbakar berkali-kali, namun muncul kembali karena kuatnya pengaruh iklim Af dan dorongan curah hujan yang tinggi. Hujan mengalami kepuncakannya di kota pada akhir Juni[68] maupun sepanjang Juni hingga Juli,[69] bahkan mengalahkan curah hujanBogor, kotahujan[70][71] yang hanya 442 mm.[72] Rata-rata tertinggi suhu tertinggi yang terekam adalah 30,9°C, sedangkan rata-rata terendah suhu terendahnya 23 °C.
Administarsi kota dipimpin oleh seorang wali kota yang bertanggung jawab kepada DPRD Kota Ambon, sesuai dengan Peraturan Pemerintah Nomor 108 Tahun 2000.[80] Wali kota dan wakil wali kota Ambon berkedudukan di Balai Kota Ambon. Administrasi kota juga dilakukan oleh DPRD kota yang sama-sama dipilih rakyat. Secara administratif wilayah Kota Ambon dibagi menjadi 5 kecamatan.[18] 5 kecamatan tersebut terbagi lagi menjadi 50 kelurahan dan desa.[18] Kecamatan terbesar ialah Sirimau dengan penduduk sebesar 178.611 jiwa, sedangkan kecamatan terkecil ialah Leitimur Selatan dengan penduduk sebesar 11.862 jiwa pada 2016.[81]
Wali Kota menjadi pemimpin tertinggi di lingkungan pemerintahan Kota Ambon. Saat ini, wali kota atau kepala daerah yang menjabat di Kota Ambon ialah Richard Louhenapessy, bersama wakil wali kota, Syarif Hadler. Mereka menang pada Pemilihan umum Wali Kota Ambon 2017.[82][83]Richard merupakan wali kota Ambon yang ke-15, dan menjabat untuk dua periode, sejak 2011 hingga 2022. Pada periode pertamanya, ia berpasangan dengan Muhammad Armyn Syarif Latuconsina, sementara pada periode kedua ia berpasangan dengan Syarif Hadler.[84][85] Richard dan Syarif dilantik oleh gubernur Maluku, Said Assagaff, pada 22 Mei 2017 di Lapangan Merdeka Ambon, untuk periode 2017-2022.[86]
Kota Ambon terdiri dari 5 kecamatan, 20 kelurahan, 20 negeri (setingkat desa), dan 10 desa. Pada tahun 2021, jumlah penduduknya mencapai 347.664 jiwa dengan luas wilayah 298,61 km² dan sebaran penduduk 1.164 jiwa/km². Kode Wilayah Kota Ambon adalah 81.71.[87][88][89][90]
Daftar kecamatan dan kelurahan di Kota Ambon, adalah sebagai berikut:
Kota Ambon pun menjajaki sejumlah mitra kerja sama kota kembar dengan beberapa kota di dunia. Saat ini terdapat lima kota di luar negeri dan satu kota dalam negeri yang menjalin hubungan kerja sama ini bersama Ambon, antara lain
Kota Ambon merupakan kota yang majemuk karena memiliki penduduk yang berasal dari berbagai suku bangsa, agama, dan ras.[91] Sebagian besar masyarakat Ambon berasal dari suku Ambon dan suku setempat. Meskipun demikian, persatuan keberagaman ini pernah diguncang oleh beberapa pertikaian politik yang menimbulkan kerusuhan besar dengan mengikusertakan agama seperti pada 1999.[92][93][c 6] Pada tahun 2016, jumlah penduduk Kota Ambon diperkirakan mencapai 427.934 jiwa[81] yang menjadikan Kota Ambon sebagai kota terbesar di provinsi dengan sumbangan penduduk sebesar 24,9%. Menurut Sensus Penduduk tahun 2010, sebesar 92,4% masyarakat bertempat tinggal di kawasan perkotaan, sedangkan sisanya di kawasan perdesaan.[94]
Suku mayoritas di kota ini adalah suku Ambon, suku yang mendiami Pulau Ambon dan pulau sekitarnya yang merupakan keturunan suku Alifuru.[95] Kota ini pun memiliki penduduk dari berbagai macam suku bangsa karena kota ini telah dinominasikan menjadi kota terbuka bersama dengan 29 kota lainnya di Indonesia.[96] Selain itu, keberagaman suku bangsa kota disebabkan oleh Maluku yang menjadi daerah tujuan transmigrasi.[97] Untuk menjaga kebhinekaan suku bangsa yang mendiami kota agar tetap harmonis dan menegaskan bahwa Kota Ambon ini kota paling toleran serta terbuka, pemerintah kota membangun perkampungan multietnis.[96] Selain suku Ambon, kota ini juga dihuni oleh etnis lainnya, seperti Arab, Buton, dan Tionghoa[98] yang pada mulanya datang untuk berdagang. Di samping itu, terdapat pula suku Minahasa, Jawa, dan Minang yang telah lama datang ke Ambon.
Kota Ambon merupakan kota mayoritas Kristen Protestan. Pada tahun 2021, terdapat 294 gereja Protestan dan 39 gereja Katolik di Kota Ambon.[1] Bangunan gereja Protestan terbesar adalah GPM Maranatha, sedangkan bangunan gereja Katolik terbesar adalah Katedral Santo Franciscus Xaverius.[99] Selain itu pun, ada pula GPM Silo yang menjadi salah satu gereja Protestan utama Kota. Mayoritas masyatakat Protestan kota merupakan jemaat Gereja Protestan Maluku (GPM). Ambon pun memiliki keuskupan Katolik Romanya tersendiri, yaitu Keuskupan Amboina. Kecamatan yang memiliki agama mayoritas Kristen adalah Nusaniwe, Baguala, dan Leitimur Selatan dengan Protestan menjadi agama mayoritas.[1]
Kota juga memiliki jumlah pemeluk agama Islam yang besar, yakni 40,47% dari penduduk kota, bedasarkan data tahun 2022.[1] Rumah ibadah penduduk yang beragama Islam tahun 2021 sebanyak 168 masjid, salah satu yang terbesar di kota Ambon adalah Masjid Raya Al-Fatah, sedangkan masjid tertua di kota adalah Masjid Jami Ambon yang dibangun pada 1860.[100] Kota Ambon pun merupakan penyumbang jemaah haji terbanyak di Maluku dengan jumlah jemaah 245 orang pada 2014.[101] Kecamatan yang memiliki agama Islam sebagai agama dominannya adalah Kecamatan Sirimau dan Teluk Ambon.[1]
Kota Ambon pun memiliki penduduk beragama minoritas lainnya dalam jumlah yang sangat kecil. Agama-agama tersebut ialah Hindu, Buddha, dan Konghucu. Meskipun jumlahnya sangat kecil, ketiga agama ini diperhatikan oleh pemerintah. Pada 2018, PresidenJoko Widodo meresmikan Hindu Center dan Buddha Center di Kota Ambon.[102] Hal ini dilakukan sebagai perwujudan keinginan gubernur Maluku agar Maluku menjadi laboratorium kerukunan hidup beragama bagi Indonesia.[103]Pura yang terkenal di kota adalah Pura Stana Giri Ciwa,[104] sedangkan wihara yang terkenal ialah Wihara Swarna Giri Tirta.[105] Kota juga memiliki penganut Konghucu dengan jumlah yang sangat kecil, yaitu 7 jiwa pada Sensus Penduduk Indonesia 2010.[1]
Kota Ambon menjadi kota multibahasa sejak abad ke-17.[106]Bahasa Portugis, bahasa pendatang asing pertama di Ambon digunakan secara luas. Peninggalan bahasa Portugis masih bisa dilihat dari kata-kata serapan Portugis dalam bahasa yang dituturkan di Ambon.[107] Pada masa Belanda, meskipun bahasa Belanda menjadi bahasa utama dan bahasa administrasi, bahasa Melayu Ambon atau yang lebih dikenal sebagai bahasa Ambonlah menjadi lingua franca penduduk Pulau Ambon.[106] Seiring perkembangan zaman, bahasa tersebut menjadi bahasa ibu penduduk pulau.[106] Pergeseran bahasa Indonesia dan Ambon menjadi bahasa ibu masyarakat pulau ini mengancam keberadaan puluhan bahasa daerah bukan hanya di kota, melainkan hingga provinsi.[108]
Dalam perihal kebahasaan, pemerintah telah melakukan beberapa upaya. Pada tahun 2015, Pemerintah Provinsi Maluku mencanangkan dua desa di kota, yaitu Amahusu dan Batu Merah menjadi kampung bahasa.[109][110] Hal ini dilakukan pemerintah dalam rangka pengembangan kemampuan dalam bahasa dan berkomunikasi bagi masyarakat.[110]
Pada tahun 2016, Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Kota Ambon mencapai angka Rp12.045.480,72 juta pada 2016,[112] setingkat dengan Negara Saint Kitts dan Nevis.[113] Dengan demikian, Kota Ambon berkontribusi sebesar 32,5% terhadap PDRB Maluku yang jumlahnya sebesar Rp37.062.642,66 juta (AS$2.784,92 juta).[114] Pada tahun 2016, PDRB Atas Dasar Harga Konstan (ADHK) 2010 kota bertumbuh secepat 5,98% menurut lapangan usahanya.[115] Ekonomi kota sebagian besar ditopang oleh lapangan usaha administrasi, diikuti dengan perdagangan, lalu transportasi dan pergudangan.[116] Jika dibidangkan dalam sektornya, ekonomi kota ditopang oleh pertanian (primer) sebesar 4,84%, industri sebesar (sekunder) 10,09%, dan jasa sebesar (tersier) 85,08%. PDRB per kapita Kota Ambon adalah Rp28,14 juta (AS$2.114,46) pada 2016,[117] setingkat dengan Nikaragua.[118] Meskipun pendapatan rakyatnya rendah, tingkat kemiskinan di kota sangatlah rendah. Jumlah penduduk miskin adalah 19.640 jiwa atau 4,58% dari total penduduk kota.[117]
Kota Ambon memiliki ruas jalan sepanjang 271,58 km pada 2013.[119] 96% dari seluruh jalan di kota diaspal dengan persentase jalan berkondisi baik sebesar 84,5% dan sedang sebesar 5% pada 2013.[119][c 7] Transportasi darat Kota Ambon pun dinilai cukup modern karena dapat dilihat dari keberadaan moda transportasi daring yang berbasis aplikasi.[120][121]
Kota Ambon terbelah oleh Teluk Ambon. Dengan demikian, pada umumnya rakyat menaiki kapal untuk menyeberangi teluk atau memutar jauh jika harus menuju ke sisi Teluk Ambon di seberang.[132] Hal ini sungguh mengganggu bagi pengguna jalan, terutama bagi calon penumpang pesawat terbang karena bandara dan pusat keramaian kota berada di sisi yang berlawanan oleh karena teluk ini. Dengan demikian Kementerian PUPR membangun Jembatan Merah Putih yang mulai beroperasi pada Maret 2016 untuk menghubungkan kedua sisi kota. Jembatan menghubungkan Rumah Tiga, Sirimau pada sisi utara dengan Hative Kecil, Teluk Ambon pada sisi selatan.[133] Jembatan ini sekaligus merupakan jembatan terpanjang di kawasan Indonesia Timur.[134]
Kota Ambon merupakan salah satu kota terdidik di Indonesia. Hal ini dapat dilihat dari rata-rata lama sekolah selama 11,64 tahun,[135] menyamai Singapura dan Prancis[136] dan harapan sekolah selama 15,9 tahun[135] yang mendekati Negara Swiss[136] pada 2016. Dengan demikian, dari kedua aspek tersebut kota telah menyamai negara-negara maju lainnya.
Kota Ambon memiliki pendidikan tinggi yang memadai. Terdapat beberapa perguruan tinggi ternama yang terletak di kota seperti Universitas Pattimura (Unpatti) yang terletak di Teluk Ambon[137] dan Politeknik Negeri Ambon yang sama-sama terletak di Teluk Ambon.[138] Meskipun perguruan-perguruan tinggi di kota bukan merupakan salah satu yang terbaik di Indonesia, kedua univeritas terbaik di kota yang telah disebutkan masih masuk ke dalam cluster 3, yakni Politeknik Negeri Ambon pada peringkat 186 dan Universitas Pattimura pada peringkat 282 menurut Kemenristekdikti.[139]
Upaya peningkatan dalam perihal pendidikan pun dilakukan melalui berbagai macam program, salah satunya beasiswa. Pemerintah kota pernah memberikan beasiswa untuk belajar seperti ke Jepang untuk mahasiswa[140][141] yang tersebar di Maebashi, Fukuoka, dan kota lainnya dengan bekerja sama dengan pemerintah Kyoto[142] dan India untuk PNS.[143][144] Meskipun demikian, pernah terjadi sebuah penipuan beasiswa S2 yang mengorbankan seorang mahasiswi Unpatti, namun bukan berasal dari pihak pemerintah.[145]
Kota Ambon memiliki fasilitas kesehatan yang cukup memadai. Angka harapan hidup kota yang besarnya hanya 69,74 tahun pada 2016[135] memang tidaklah tinggi, namun kota ini memiliki beberapa rumah sakit yang terakreditasi bagus. Rumah sakit terbesar di kota adalah RSUD Haulussy Ambon yang dimiliki pemerintah provinsi. Meskipun merupakan rumah sakit terbesar, rumah sakit sering mendapatkan banyak keluhan atas pelayanannya yang buruk,[146][147] bahkan pernah terancam ditutup pada 2020.[148] Selain rumah sakit tersebut, terdapat beberapa rumah sakit militer seperti RS Tentara Ambon dan RSAL Ambon, rumah sakit lembaga keagamaan seperti RS GPM Ambon, dan beberapa rumah sakit swasta lainnya. Pada 2013, pemerintah provinsi mengusahakan pembangunan rumah sakit pendidikan untuk Fakultas KedokteranUniversitas Pattimura,[149] namun hal ini sudah tidak terdengar lagi.
Pariwisata
Wisata alam
Ambon memiliki banyak objek wisata alam, namun secara administratif, sebagian besar objek wisata yang sangat terkenal terletak di Kabupaten Maluku Tengah, namun diakses melalui Kota Ambon. Dari antara pantai-pantai di Pulau Ambon, pantai yang paling terkenal ialah Pantai Natsepa yang terletak di Desa Suli, Maluku Tengah.[150] yang terkenal akan rujak natsepanya.[151] Selain itu, terdapat juga Pantai Liang yang terletak di Liang, Sala Hutu, Maluku Tengah.[152] Untuk aktivitas menyelam, terdapat Nusa Pombo, sebuah pulau yang terletak di antara Pulau Ambon dan Pulau Haruku.[153] Sebaliknya, lokawisata terkanal di dalam wilayah administratif kota hanya sedikit dan memang tidak seterkenal lokawisata-lokawisata di kabupaten, namun tidak kalah bagusnya dengan mereka. Di antaranya yang paling terkenal ialah Pantai Pintu Kota. Pantai Pintu Kota menjadi pantai yang terkenal karena keunikannya, yakni terdapatnya lubang besar yang menerobos tebingkarang sampai tembus di kedua sisinya.[154] Ada pun Pantai Namasua yang terletak di Naku yang masih jarang diketahui.[155] Selain pantai, terdapat pula Air Terjun Anihang di Naku yang pernah disebutkan oleh Wali Kota Richard.[156]
Kota Ambon telah memiliki usaha untuk meningkatkan bidang pariwisatanya, terutama untuk meningkatkan jumlah wisatawan mancanegara. Dinas Pariwisata Kota Ambon telah mengusahakan serangkaian acara untuk menarik para turis. Hal ini dilakukan karena di Maluku, sektor pariwisata menjadi sektor andalan dan merupakan salah satu penyumbang pendapatan daerah.[157]
^Gaastra, F.S.. "Organisasi VOC". Terjemahan bahasa Indonesia oleh Syahrita Chairaty Kasim dan Dr. Th. van den End. Diakses pada 28 Maret 2018. "Salinan arsip"(PDF). Archived from the original on 2018-07-06. Diakses tanggal 2018-03-23.Pemeliharaan CS1: Url tak layak (link)
^Marniati; Sasongko, Agung (1 Maret 2017). "3 Masjid Bersejarah di Maluku". Republika Online. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-04. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
^ abcdefghi"Sejarah Ambon". Pemkot Ambon. Pemerintah Kota Ambon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-20. Diakses tanggal 4 Desember 2017.
^"Cemetery" (dalam bahasa Inggris). Commonwealth War Graves Commission. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2017-12-05. Diakses tanggal 5 Desember 2017.
^Proyek Penelitian dan Pencatatan Kebudayaan Daerah Departemen Pendidikan dan Kebudayaan. Sejarah Kebangkitan Nasional Daerah Sulawesi Tenggara. Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 114. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2018-03-30. Diakses tanggal 2018-03-29.
^ abc"Keadaan Geografis". Pemerintah Kota Ambon. Dinas Komunikasi, Informatika, dan Persandian Kota Ambon. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2021-01-20. Diakses tanggal 6 Juli 2018.
^Prosiding Seminar Nasional Basic Science VI F-MIPA UNPATTI. Ambon: Fakultas Matematika dan Ilmu Pengetahuan Alam, Universitas Pattimura. 2014. hlm. 264. ISBN9786029755.
^"Kabupaten/Kota". www.malukuprov.go.id. Pemerintah Provinsi Maluku. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2019-10-01. Diakses tanggal 3 Desember 2017.
^Pattikayhatu, John; Kutoyo, Sutrisno; Kartadarmadja, M. Soenjata (1977) [1976]. Sejarah Daerah Maluku. Direktorat Jenderal Kebudayaan. hlm. 94. Diarsipkan dari versi asli tanggal 2023-03-17. Diakses tanggal 2018-03-31.
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini. Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan. Mengganti markah HTML dengan markah wiki bila dimungkinkan. Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan [[ dan ]] pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). …
Batales Batis maritima Klasifikasi ilmiah Kerajaan: Plantae Divisi: Magnoliophyta Kelas: Magnoliopsida Ordo: Batales Famili lihat teks. Batales adalah salah satu ordo anggota tumbuhan berbunga yang termasuk dalam anak kelas Dilleniidae, kelas Magnoliopsida,[1] menurut Sistem klasifikasi Cronquist (1981). Ada dua famili yang termasuk di dalamnya: Gyrostemonaceae dan Bataceae. Dalam sistem klasifikasi APG II (2003) dan modifikasi lanjutannya, yang berdasarkan filogeni dan sekarang mulai lu…
Ayam gagape adalah makanan khas yang berasal dari daerah Bantaeng, Sulawesi Selatan. Sajian makanan ini menyerupai opor ayam karena menggunakan daging ayam sebagai komponen utama namun ayam gagape disajikan dengan bumbu yang lebih kental dan pekat.[1] Asal usul Makanan ayam gagape berasal dari zaman kerajaan Bantaeng. Pada zaman kerajaan makanan gagape termasuk makanan yang paling mahal karena hanya bisa di nikmati dan di sajikan kepada para bangsawan saja.[2] Makanan ini sekaran…
Sebuah itasha yang ditemui di parkiran Pluit Village, 27 Oktober 2013. sebuah itasha di Tokyo, Japan menampilkan Sakura dari Cardcaptor Sakura Itasha (痛車code: ja is deprecated ), secara harfiah mobil yang tersakiti, adalah sebuah istilah dalam bahasa Jepang untuk sebuah kegemaran otaku di mana seseorang menghiasi badan mobil mereka dengan tokoh fiktif dari anime, manga, maupun permainan video (khususnya permainan bishōjo atau eroge). Tokoh-tokoh ini didominasi oleh wanita moe. Hiasan yang d…
Милтон-Кинс Донс Полноеназвание Milton Keynes Dons Football Club Прозвища Донс (англ. The Dons) Основан 2004; 20 лет назад (2004) Стадион «Стэдиум МК», Милтон-Кинс Вместимость 30 500 Председатель Пит Уинклмен Главный тренер Марк Джексон Сайт mkdons.com Соревнование Лига 2 2022/23 21-е в Лиге 1( выб…
AftermathTheatrical release posterSutradaraElliott LesterProduser Darren Aronofsky Peter Dealbert Randall Emmett Scott Franklin George Furla Eric Watson Ditulis olehJavier GullónPemeran Arnold Schwarzenegger Scoot McNairy Maggie Grace Martin Donovan Penata musikMark ToddSinematograferPieter VermeerPenyuntingNicholas Wayman-HarrisPerusahaanproduksi Emmett/Furla/Oasis Films Pacific View Management Protozoa Pictures thefyzz Grindstone Entertainment Group DistributorLionsgate PremiereTanggal …
For alumni of the University of Cape Town, see List of alumni of the University of Cape Town. This list of University of Cape Town faculty includes current, emeritus, former, and deceased professors, lecturers, and researchers. Faculty members who have become Institute Professors, or have earned other significant awards and made significant contributions are listed below. Commerce William Harold Hutt, professor of Commerce and originator of the term Consumer Surplus. Francis Wilson, founded and …
Kabupaten KarimunKabupatenTranskripsi bahasa daerah • Abjad JawiكريمونKantor Bupati Karimun LambangPetaKabupaten KarimunPetaTampilkan peta SumatraKabupaten KarimunKabupaten Karimun (Indonesia)Tampilkan peta IndonesiaKoordinat: 0°48′28″N 103°25′09″E / 0.80764°N 103.41911°E / 0.80764; 103.41911Negara IndonesiaProvinsiKepulauan RiauDasar hukumUU Nomor 53 Tahun 1999Ibu kotaTanjung Balai KarimunJumlah satuan pemerintahan Daftar Kecamatan…
Orang BondaSeorang gadis BondaJumlah populasi12.231[1]Daerah dengan populasi signifikan IndiaBahasaBondaAgamaHinduisme[2]Kelompok etnik terkaitMunda, Ho, Santhal dan Mon-Khmer lainnya Bonda (juga dikenal sebagai Bondo, Bondo Poraja, Bhonda, atau Remo) adalah sebuah kelompok etnik Munda dengan populasi sekitar 12.000 (sensus 2011) yang mendiami wilayah-wilayah bukit di distrik Malkangiri, Odisha bagian barat daya, India, dekat dengan perbatasan antara tiga negara bagian, yait…
Lon Chaney and Mary Philbin in the 1925 silent film adaptation There have been many literary and dramatic works based on Gaston Leroux's 1910 novel The Phantom of the Opera, ranging from stage musicals to films to children's books. Some well known stage and screen adaptations of the novel are the 1925 film and the Andrew Lloyd Webber musical (see The Phantom of the Opera (1986 musical)); Susan Kay's 1990 Phantom is one of the best known novels and includes in-depth study of the title character's…
Getabako di pemandian umum di Kobe, Jepang. Getabako di taman kanak-kanak. Getabako (下駄箱code: ja is deprecated ) adalah rak sepatu Japan, biasanya terletak di genkan, sebuah pintu masuk atau beranda rumah. Di Jepang, sangat umum dianggap tidak sopan jika tidak melepas sepatu sebelum memasuki rumah.[1][2] Dekat getabako terdapat rak sandal,[3] dan kebanyakan orang di Jepang memakai sandal di sekitar rumah, kecuali untuk ruang yang berlantai tatami, karena buruk untuk…
Political party in Serbia Not to be confused with Greens of Serbia. Green Party Зелена странкаZelena strankaAbbreviationZESLeaderGoran ČabradiSecretary-GeneralNataša PjevacFounded2014Dissolved26 June 2021Merged intoSavez 90/Zelenih SrbijeHeadquartersNovi Sad, SerbiaIdeologyGreen politics[1]Slovak minority interests[1]Pro-EuropeanismPolitical positionCenter-leftInternational affiliationWorld Ecological Parties[2]Websitewww.zelenastranka.rs Politics…
Welsh author, poet, and Wikipedian Robin Llwyd ab OwainRobin Owain in Paris in 2005Occupations Author Poet Wikimedia UK Wales Manager ParentOwain Owain Robin Owain's voice recorded February 2014 Robin Llwyd ab Owain is a Welsh author, poet, and Wikipedian. He won the chair at the National Eisteddfod of Wales in 1991. In 2013, he was appointed Wikimedia UK's first Wales Manager. He is the son of poet and writer Owain Owain. Writing In 1991, Owain won the chair at the National Eisteddfod of Wales …
Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu.Cari sumber: JMP – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR JMPTipeperangkat lunak Versi pertama1989 Versi stabilMicrosoft Windows, macOS: 17.1 (Maret 2023) GenreStatistikaVisualisasi dataAnalisa multivariatGen…
Artikel ini perlu diwikifikasi agar memenuhi standar kualitas Wikipedia. Anda dapat memberikan bantuan berupa penambahan pranala dalam, atau dengan merapikan tata letak dari artikel ini. Untuk keterangan lebih lanjut, klik [tampil] di bagian kanan. Mengganti markah HTML dengan markah wiki bila dimungkinkan. Tambahkan pranala wiki. Bila dirasa perlu, buatlah pautan ke artikel wiki lainnya dengan cara menambahkan [[ dan ]] pada kata yang bersangkutan (lihat WP:LINK untuk keterangan lebih lanjut). …
Artikel ini perlu dikembangkan agar dapat memenuhi kriteria sebagai entri Wikipedia.Bantulah untuk mengembangkan artikel ini. Jika tidak dikembangkan, artikel ini akan dihapus. Artikel ini memiliki beberapa masalah. Tolong bantu memperbaikinya atau diskusikan masalah-masalah ini di halaman pembicaraannya. (Pelajari bagaimana dan kapan saat yang tepat untuk menghapus templat pesan ini) Artikel ini perlu dirapikan dan ditata ulang agar memenuhi pedoman tata letak Wikipedia. Silakan perbaiki artike…
For the anime series, see Ikebukuro West Gate Park § Anime. This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Ikebukuro West Gate Park TV series – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (November 2021) (Learn how and when to remove this template message) Japanese TV series or program Ikebukuro Wes…
LaylaSingel oleh Derek and the Dominosdari album Layla and Other Assorted Love SongsDirilisMaret 1971 (1971-03)Direkam9 September 1970StudioCriteria, MiamiGenreRockDurasi 7:04 (versi album) 2:43 (versi tunggal) Label Atco (US) RSO Polydor Pencipta Eric Clapton Jim Gordon Produser Tom Dowd Derek and the Dominos Layla adalah lagu yang ditulis oleh Eric Clapton dan Jim Gordon, aslinya direkam oleh Derek and the Dominos, sebagai lagu ketiga belas dari satu-satunya album studio mereka, Layla dan…
Akşehir MuseumAkşehir MüzesiAkşehir Museum from the northAkşehir MuseumEstablished2007; 17 years ago (2007)Coordinates38°21′24″N 31°24′40″E / 38.35667°N 31.41111°E / 38.35667; 31.41111TypeEthnography, Archaeology,CollectionsNeolithic, Chalcolithic, Bronze , Iron , Classic , Roman and , Byzantine , Ottoman EmpireOwnerMinistry of Culture and Tourism Akşehir Museum, a.k.a. Nasrettin Hoca Archaeology and Ethnography Museum (Turkish: Nasrett…