Majimbo

Majimbo (dari bahasa Swahili berarti "wilayah") adalah istilah Swahili yang umum digunakan di Kenya untuk merujuk pada gagasan devolusi kekuasaan politik di wilayah negara tersebut.

Diduga oleh para kritikus, termasuk mantan wakil presiden Oginga Odinga dalam bukunya Not Yet Uhuru, istilah Majimbo diciptakan oleh para pemukim Eropa di wilayah White Highlands Kenya, sekitar kemerdekaan Kenya pada tahun 1963, yang lebih suka mempertahankan pemerintahan otonom dan berbasis etnis di wilayah tersebut. Beberapa kritiknya juga telah menuduh bahwa Majimbo adalah dalih melakukan tindak kekerasan komunal yang telah mengganggu pemilihan umum Kenya, terutama sejak kembalinya politik multi-partai. Dalam biografinya yang berjudul Illusions of Power, Geoffrey Gitahi Kariuki, salah seorang anggota senior The Kenya African National Union (KANU) yang duduk di kursi parlemen, bahkan menuduh lebih jauh lagi bahwa ada suatu pemufakatan untuk memicu kekerasan komunal dalam pemilihan kemerdekaan Kenya oleh para pendukung sistem pemerintahan Majimbo.

Pada satu masa selama masa kepresidenannya, Daniel arap Moi diduga pernah mendukung gagasan Majimbo. Kekerasan komunal yang diduga diorganisir oleh kelompok Youth for Kanu '92, yang pecah selama pemilihan umum 1992, mengacu pada gagasan Majimbo yang menganjurkan relokasi massal warga Kenya ke tanah leluhur suku mereka masing-masing.[1][2] Namun, di akhir pemerintahannya, Moi diketahui telah mencela gagasan Majimbo.

Referensi

Kembali kehalaman sebelumnya