Kata Teminabuan merupakan gabungan dari kata Temini dan Abuan yang berarti "pelabuhan besar".[4]
Sejarah
Awalnya orang Tehit dipimpin oleh raja-raja kecil yang berkedudukan di empat weri ("bandar" atau "petuanan"), yaitu Weri Sar, Weri Konda dan Weri Kasrer (Seribau), dan Weri Ambuam yang kemudian hari berkembang menjadi Teminabuan. Raja yang paling dominan berkedudukan di Teminabuan, gelarnya Raja Kaibus atau Woronemin dengan raja pertamanya bernama Anggok Kondjol.
Sebagai ibukota kabupaten, distrik Teminabuan memiliki keberagaman Suku, Agama, Ras dan Adat Istiadat (SARA). Berdasarkan data Badan Pusat Statistik kabupaten Sorong Selatan tahun 2020 mencatat data keberagaman keagamaan di kecamatan Teminabuan. Adapun persentasi keagamaan di distrik ini yakni; pemeluk agama Kekristenan sebanyak 62,47% (Protestan 59,02% dan Katolik 3,45%), kemudian Islam 37,40% dan sebagian kecil beragama Hindu 0,13%.[3]
Pekerjaan
Data usia kerja penduduk memiliki beragam macam atau jenis pekerjaan. Data tahun 2020 mencatat bahwa pada umumnya penduduk bekerja sebagai petani, dan sebahagian merupakan Pegawai Negeri Sipil (PNS), guru, bidan, kemudian TNI/Polisi, petani, pedagang, buruh dan pekerjaan lainnya.[3]