Gua Maria Sendangrejo
SejarahPembangunan Gua Maria Sendangrejo dilaksanakan setelah sejumlah umat Katolik yang berada di Kelurahan Ngadirejo mengajukan permohonan kepada R.P. Johannes Maria Antonius Bartels, C.M. pada tahun 1977.[1] Pembangunan berlangsung di atas lahan seorang masyarakat Muslimah setempat bernama Tumi, yang awalnya meminjamkan lahan miliknya untuk didirikan menjadi Gua Maria.[2] Di atas lahan tersebut terdapat pohon benda (bendo).[2] Pembangunan berlangsung sejak setahun kemudian, yakni pada tahun 1978.[3] Pada awal keberadaannya, Gua Maria ini tidak dibuka untuk umum ataupun hanya penggunaan terbatas.[1] Pada tahun 2011, Pemerintah Kota Blitar menetapkan Gua Maria Sendangrejo sebagai destinasi wisata religi yang ada di Kota Blitar.[4][5] Pada tahun yang sama, Gua Maria Sendangrejo mengalami renovasi dan juga memiliki sejumlah fasilitas tambahan. Renovasi tersebut rampung pada 1 Januari 2012 dan diberkati oleh Uskup Surabaya Vincentius Sutikno Wisaksono.[3] Sejak renovasi tersebut, Gua Maria ini dibuka untuk umum.[1] Gua Maria ini juga terbuka dan dikunjungi oleh masyarakat selain yang beragama Katolik.[3] FasilitasDi Gua Maria Sendangrejo terdapat diorama jalan salib yang mencerminkan rangkaian peristiwa menjelang penyaliban dan kematian Yesus. Di sekitar gua juga terdapat sebuah pendopo yang dapat digunakan untuk peribadatan.[3] Terdapat juga sebuah gua kecil yang memiliki sumber air, yang disebut dapat bermanfaat dalam menyembuhkan beberapa penyakit.[1][6] Air di tempat ini tetap mengalir termasuk saat musim kemarau.[3][7] Kata Sendangrejo juga menunjuk kepada sumber air ini. Referensi
Lihat pulaPranala luarWikimedia Commons memiliki media mengenai Grotto of Mary of Sendangrejo.
Informasi yang berkaitan dengan Gua Maria Sendangrejo |