Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur
Kelurahan ini memiliki penduduk sebesar 67.000 jiwa dalam 11.680 kepala keluarga dengan luas wilayah 6,86 km2. Kelurahan ini berbatasan dengan Kelurahan Ujung Menteng di sebelah utara, Penggilingan di sebelah barat, Kelurahan Kranji dan Kota Baru, Bekasi Barat, Bekasi di sebelah timur dan Kelurahan Pondok Kopi, Duren Sawit, Jakarta Timur dan Bintara, Bekasi Barat, Bekasi di sebelah selatan. Dan juga di lalui oleh Kali Cakung (Kali Asli) dan BKT (Banjir Kanal Timur). SejarahZaenuddin HM, menjelaskan dalam buku karyanya berjudul "212 Asal Usul Djakarta Tempo Doeloe," bahwa nama Pulogebang diduga berasal dari dua kata, yaitu "pulo" yang artinya daratan atau pulau, dan kata "gebang" yang merujuk kepada pohon gebang. Menurut sejarah, dahulunya kawasan ini berupa pulau yang banyak ditumbuhi pohon gebang (corypha utan), yakni jenis pohon palem yang memiliki daun menyerupai daun lontar. Namun, yang membedakan antara gebang dan lontar, antara lain pohon gebang hanya berbuah sekali pada akhir masa hidupnya. Pohon gebang yang tumbuh itu ada yang secara alamiah dan juga ada yang dibudidayakan atau sengaja ditanam oleh penduduk. Lantaran kawasan tersebut banyak tumbuh pohon gebang, maka kemudian diberi nama Pulo Gebang dan dikenal hingga sekarang.[1] Pada awalnya, Kelurahan Pulogebang merupakan bagian dari Desa Bayangkari (sekarang bagian dari Kelurahan Medan Satria) dan Desa Medan Satria, Kecamatan Bekasi, Kabupaten Bekasi, tetapi pada tahun 1974 terjadi perubahan batas wilayah Provinsi DKI Jakarta yang memasukkan sebagian wilayah Kabupaten Tangerang dan Kabupaten Bekasi, sehingga sebagian utara Desa Bayangkari dan sebagian utara Desa Medan Satria masuk ke dalam wilayah DKI Jakarta, dan dimekarkan menjadi Desa Pulogebang.[2] Gedung Kepemerintahan
Pendidikan
Kompleks perumahan
Fasilitas TransportasiAngkutan umum
Pranala luar
Informasi yang berkaitan dengan Pulogebang, Cakung, Jakarta Timur |