Bahasa Badui

Bahasa Badui
BPS: 0094 3
Basa Baduy
Basa Sunda Kanékés
Bahasa Sunda Kanekes
Bahasa Kanekes
Sempalan cerita Oa Jeung Aul, salah satu dongeng berbahasa Badui.
Sempalan cerita Oa Jeung Aul, salah satu dongeng berbahasa Badui.[1]
Pengucapanba.sa ba.dʊj
Dituturkan diIndonesia
Wilayah Banten
EtnisBadui
Penutur
11.620 (2015)[2]
Lihat sumber templat}}
Bentuk awal
Aslinya merupakan bahasa lisan.[3] Tidak ada sistem tulisan yang resmi digunakan untuk bahasa Badui, tetapi untuk keperluan analisis linguistik, alfabet bahasa Sunda digunakan.
Kode bahasa
ISO 639-3bac
LINGUIST List
bac
Glottologbadu1237
Linguasfer31-MFN-b
BPS (2010)0094 3
Status konservasi
Terancam

CRSingkatan dari Critically endangered (Terancam Kritis)
SESingkatan dari Severely endangered (Terancam berat)
DESingkatan dari Devinitely endangered (Terancam)
VUSingkatan dari Vulnerable (Rentan)
Aman

NESingkatan dari Not Endangered (Tidak terancam)
ICHEL Red Book: Not Endangered

Bahasa Badui diklasifikasikan sebagai bahasa aman ataupun tidak terancam (NE) pada Atlas Bahasa-Bahasa di Dunia yang Terancam Kepunahan

Referensi: [4][5]
C10
Kategori 10
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa telah punah (Extinct)
C9
Kategori 9
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sudah ditinggalkan dan hanya segelintir yang menuturkannya (Dormant)
C8b
Kategori 8b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa hampir punah (Nearly extinct)
C8a
Kategori 8a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa sangat sedikit dituturkan dan terancam berat untuk punah (Moribund)
C7
Kategori 7
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai mengalami penurunan ataupun penutur mulai berpindah menggunakan bahasa lain (Shifting)
C6b
Kategori 6b
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mulai terancam (Threatened)
C6a
Kategori 6a
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa masih cukup banyak dituturkan (Vigorous)
C5
Kategori 5
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa mengalami pertumbuhan populasi penutur (Developing)
C4
Kategori 4
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan dalam institusi pendidikan (Educational)
C3
Kategori 3
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa digunakan cukup luas (Wider Communication)
C2
Kategori 2
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa yang digunakan di berbagai wilayah (Provincial)
C1
Kategori 1
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa nasional maupun bahasa resmi dari suatu negara (National)
C0
Kategori 0
Kategori ini menunjukkan bahwa bahasa merupakan bahasa pengantar internasional ataupun bahasa yang digunakan pada kancah antar bangsa (International)
10
9
8
7
6
5
4
3
2
1
0
EGIDS SIL EthnologueC6a Vigorous
Bahasa Badui dikategorikan sebagai C6a Vigorous menurut SIL Ethnologue, artinya bahasa ini masih dituturkan dan digunakan oleh sebagian wilayah
Lokasi penuturan
alt=   Wilayah utama penutur bahasa Badui   Wilayah bukan utama penutur bahasa Badui
  Wilayah utama penutur bahasa Badui
  Wilayah bukan utama penutur bahasa Badui
Artikel ini mengandung simbol fonetik IPA. Tanpa bantuan render yang baik, Anda akan melihat tanda tanya, kotak, atau simbol lain, bukan karakter Unicode. Untuk pengenalan mengenai simbol IPA, lihat Bantuan:IPA.
 Portal Bahasa
Sunting kotak info
Sunting kotak info • L • B • PW
Info templat
Bantuan penggunaan templat ini

Bahasa Badui[6] atau bahasa Sunda dialek Badui[7][8] adalah nama yang diberikan bagi sebuah bahasa dalam rumpun bahasa Austronesia yang umumnya dituturkan oleh suku Badui di sebagian wilayah Banten, Indonesia. Penuturnya tersebar di wilayah sekitar Gunung Kendeng, Kabupaten Lebak. Bahasa Badui memiliki sekitar 11.620 penutur jati pada tahun 2015.[2]

Sama seperti bahasa Sunda baku, bahasa Badui berdasarkan tipologi linguistiknya adalah bahasa yang urutan unsur struktur kalimatnya berjenis subjek-predikat-objek. Sebagai bahasa aglutinatif, bahasa Badui memiliki beragam afiks yang masih produktif. Verba dapat dibedakan menjadi bentuk transitif dan intransitif, serta bentuk aktif dan pasif.

Klasifikasi

Posisi bahasa Badui dalam rumpun bahasa Melayu-Sumbawa berdasarkan pengklasifikasian pada situs web klasifikasi bahasa Glottolog 4.1 yang dirilis tahun 2019

Dari segi linguistik, bahasa Badui masih termasuk ke dalam bahasa Sunda,[9] sehingga terkadang dianggap sebagai sebuah dialek atau dimasukkan ke dalam rumpun bahasa Sunda-Badui,[10] yang posisinya masih diperdebatkan antara Melayu-Sumbawa dan Kalimantan Utara Raya yang keduanya berada pada cabang Melayu-Polinesia dalam rumpun bahasa Austronesia.[b][Verifikasi gagal]

Beberapa sumber rujukan menggolongkan bahasa Badui sebagai bagian dari bahasa Sunda dialek Banten.[12] Akan tetapi, tidak seperti beberapa dialek Sunda lainnya di wilayah Banten yang sudah banyak tercampur dengan unsur bahasa non-Sunda, bahasa Badui hanya mendapatkan sedikit pengaruh dari bahasa lainnya dan masih mempertahankan beberapa unsur-unsur kebahasaan dari bahasa Sunda kuno sebagai pendahulunya,[13] hal ini kontras bila dibandingkan dengan beberapa dialek Sunda lainnya yang dianggap lebih modern.[14]

Status saat ini

Bahasa Badui termasuk salah satu bahasa daerah di Indonesia dan cukup dilestarikan keberadaannya oleh pemerintah setempat, meskipun penelitian linguistik mengenai bahasa ini masih tergolong sedikit. Penggunaan bahasa Badui dianggap sebagai penanda identitas kesukuan yang paling penting bagi masyarakat Badui. Meskipun masyarakat Badui sendiri merupakan masyarakat yang terisolasi, nyatanya sebagian dari mereka mempunyai kemampuan bilingual, yang artinya mereka juga dapat berkomunikasi menggunakan bahasa Indonesia dalam kesehariannya, terutama ketika sedang bertutur kata dengan masyarakat lain dari luar Badui yang datang ke wilayah mereka.

Ethnologue menggolongkan bahasa Badui sebagai bahasa dengan tingkat 6a yang berkategori vigorous (kuat) dalam skala EGIDS,[c] dan perkembangannya menunjukkan sikap yang positif.[15]

Fonologi

Tidak terdapat perbedaan antara bahasa Badui dan bahasa Sunda baku beserta beberapa dialek lainnya dalam hal fonologi.[16] Fonem dalam kedua bahasa tersebut menunjukkan jumlah yang sama, yakni sebanyak 25 fonem dengan 7 di antaranya berupa fonem vokal, sedangkan 18 fonem lainnya merupakan konsonan. Akan tetapi, untuk fonem-fonem /ə/, /o/, /ɨ/, dan /i/ dalam bahasa Badui ada variasi pemakaian, seperti pada kata tolu, teulu dan tilu 'tiga', euweuh dan oweuh 'tidak ada', serta enya dan onya 'iya'.[16]

Vokal

Fonem vokal yang terdapat dalam bahasa Badui yaitu /ɛ/ é, /a/, /ɨ/ eu, /ə/ e, /i/, /ɔ/ o dan /u/.

Vokal
Depan Madya Belakang
Tertutup i ɨ u
Tengah ɛ ə ɔ
Terbuka a

Konsonan

18 fonem konsonan dalam bahasa Badui dapat dijabarkan dalam tabel berikut.

Konsonan
Dwi-bibir Gigi Langit-langit
keras
Langit-langit
lunak
Celah suara
Sengau m n ɲ ŋ
Letup/Gesek p b t d k ɡ ʔ
Desis/Geser s h
Kepak/Hampiran r l
Semivokal w j

Intonasi

Dalam hal aksen atau tekanan kata dan intonasi, bahasa Badui menunjukkan ciri khas yang sangat menonjol. Kata-kata dengan dua suku kata pada umumnya mendapatkan stress naik pada suku kata pertama, kemudian menurun pada suku kata kedua, seperti héjo menjadi héj'jo (hijau), dukun menjadi duk'kun (dukun), iheung menjadi ih'heung (tidak tahu) dan lain-lain.[17]

Intonasi dalam kalimat memang merupakan ciri tersendiri yang terdapat dalam bahasa Badui. Adakalanya dalam kalimat berakhir dengan nada turunnya suara, atau dengan nada datar. Demikian pula, kalimat interogatif tidak selalu diakhiri dengan naiknya suara, tetapi adakalanya berakhir dengan turunnya suara.[18]

Karakteristik

Masyarakat Badui (terutama Badui Dalam) pada umumnya merupakan masyarakat yang terisolasi dari dunia luar sehingga bahasa yang mereka gunakan tidak banyak terpengaruh oleh bahasa yang ada di luar wilayah mereka seperti bahasa Indonesia maupun bahasa Sunda dialek lainnya. Pada umumnya, pengaruh bahasa dari luar seperti ini hanya terdapat pada masyarakat Badui Panamping atau Badui Luar.[7]

Leksikon

Kekhasan

Dalam tataran leksikon, misalnya kosakata, terdapat beberapa kosakata khas bahasa Badui yang tidak ditemukan atau tidak lazim digunakan dalam beberapa dialek bahasa Sunda lainnya, terutama bahasa Sunda Priangan (baku). Perbandingan beberapa perbedaan leksikon Badui dengan bahasa Sunda baku dapat di lihat pada tabel di bawah ini. Leksikon khas lainnya dapat dilihat di sini.

Bahasa Badui Pengucapan (dalam IPA) Bahasa Sunda baku Pengucapan (dalam IPA) Pengertian Ref.
ambu kolot [ambu kolɔt] nini [nini] nenek [19][20]
acéng [at͡ʃɛŋ] ujang [ud͡ʒaŋ] sapaan kepada anak laki-laki [21]
babarahmu [babarahmu] susuguh [susugʊh] hidangan, jamuan [22]
bangu [baŋu] awi [awi] bambu
conggah [t͡ʃɔŋgah] sanggup [saŋgʊp] sanggup [22]
gungguman [gʊŋguman] lingkungan [lɪŋkuŋan] lingkungan, wilayah [23]
hawon, dihawon [hawɔn], [dihawɔn] lawan, dilawan [lawan], [dilawan] lawan, dilawan [22]
heulan [hɤlan] heula [hɤla] terlebih dahulu, di depan
iget, kaiget [igət], [kaigət] teureuy, kateureuy [tɤrɤj], [katɤrɤj] telan, tertelan [24]
ja [d͡ʒa] da [da] fatis untuk menyatakan sebab
kolényér [kolɛɲer] konéng [konɛŋ] warna kuning [25]
lojor [lod͡ʒɔr] panjang [pand͡ʒaŋ] panjang [26]
megat elos [məgat əlɔs] ngahalangan jalan [ŋahalaŋan d͡ʒalan] menghalangi jalan [23]
ngawadang [ŋawadaŋ] dahar beurang [dahar bɤraŋ] makan siang [27]
oweuh [owɤh] euweuh [ɤwɤh] tiada [16]
paul [pawʊl] biru [biru] biru [25]
rayoh [rajɔh] kawali [kawali] kuali [28]
tundun [tʊndʊn] rambutan [rambʊtan] Nephelium lappaceum [29]
ucut [ucʊt] ragrag [ragrag] jatuh [30]

Perubahan leksikal

Perubahan leksikal yang ditemukan antara bahasa Badui dengan bahasa Sunda baku dapat dianalisis dan dikelompokkan menjadi beberapa jenis proses, beberapa di antaranya berupa kosakata yang dapat ditemukan di antara kedua bahasa seperti contohnya beurat [bɤrat] 'berat' dengan variasinya yang berlainan seperti abot [abot] dalam bahasa Sunda baku dan badot [badot] 'berat' dalam bahasa Badui.[31] Jenis perubahan leksikal yang kedua berupa kosakata yang dapat ditemukan di antara kedua bahasa tetapi variasinya hanya ditemukan dalam bahasa Badui, seperti contohnya beulah [bɤlah] 'belah' dan bareuh [barɤh] 'bengkak' dengan variasi khas bahasa Badui bencar [bəncar] 'belah' dan kembung [kəmbʊŋ] 'bengkak' yang tidak ditemukan dalam bahasa Sunda baku.[31] Jenis perubahan leksikal selanjutnya dapat berupa kosakata yang tidak saling berhubungan di antara bahasa Badui dengan bahasa Sunda baku, seperti contohnya nyaring [ɲarɪŋ] 'berbaring' dalam bahasa Badui dengan ngagolér [ŋagolεr] 'berbaring' dalam bahasa Sunda baku.[32] Tipe perubahan leksikal yang lainnya berupa kosakata yang pelafalannya berbeda antara bahasa Badui dengan bahasa Sunda baku dengan variasi yang hanya ditemukan dalam bahasa Badui, seperti contohnya enteu [əntɤ] 'tidak' dalam bahasa Badui dengan henteu [həntɤ] 'tidak' dalam bahasa Sunda baku dengan variasi khas Badui moan [mowan] 'tidak'.[33]

Laras bahasa

Bahasa Badui sering dianggap sebagai bahasa yang egaliter karena tidak mengenal tatakrama basa Sunda (sistem tingkatan berbahasa yang didasarkan kepada status sosial antara pembicara dengan lawan bicara),[34] serta menunjukkan ciri-ciri sebagai bahasa yang demokratis,[7] hal ini tentu saja berbeda bila dibandingkan dengan beberapa dialek bahasa Sunda lainnya yang memiliki sistem yang cukup kompleks tersebut. Namun, pada kenyataannya, masyarakat Badui yang dikenal memiliki kelas sosial dalam sistem pemerintahannya, implikasinya terhadap bahasa merupakan suatu hal yang tak dapat terelakkan, selain itu, karena faktor kedekatan wilayah dan seringnya interaksi antara suku Badui dengan masyarakat Sunda umum dan masyarakat lainnya, mengakibatkan dalam hal linguistik terjadi interferensi bahasa yang merasuk ke dalam tubuh bahasa Badui, yang pada akhirnya memunculkan gejala penjenjangan bahasa.[35] Sebuah penelitian mengungkapkan, interferensi bahasa dalam hal leksikon muncul dari bahasa Indonesia dan konsep tingkatan berbahasa muncul dari bahasa Sunda baku. Interferensi ini tidak dipahami sebagai kesalahan berbahasa, melainkan bagaimana cara sebuah diksi diperlakukan.[36] Contoh interferensi bahasa dapat ditemui pada masyarakat Badui Dalam yang tidak menggunakan kata cangkéng untuk menyatakan pinggang melainkan menggunakan pinggang (sama seperti bahasa Indonesia) sebagai kata yang sopan untuk orang tua atau orang yang lebih tua atau dihormati. Contoh lainnya, kata pundak 'bahu' sudah sangat akrab di kalangan orang Badui daripada taktak yang digunakan masyarakat Sunda umum.[35]

Dalam perkembangannya, beberapa kosakata yang memiliki variasi, penggunaannya dibedakan berdasarkan kepada siapa kosakata tersebut diucapkan. Contohnya kata nginum 'minum' tidak dapat digunakan terhadap seseorang yang sangat dihormati, seperti orang tua, jaro, apalagi puun. Untuk orang yang dihormati, digunakan kata papairan.[37]

Sintaksis

Dalam tingkatan sintaksis atau tata kalimat, secara umum tidak terdapat perbedaan yang signifikan antara bahasa Badui dengan bahasa Sunda baku, hanya saja untuk beberapa partikel terdapat suatu kekhasan tersendiri yang dipakai dalam bahasa Badui. Partikel ari dan baé cenderung dipakai berulang-ulang oleh para penutur bahasa ini, berbeda dengan penutur bahasa Sunda lainnya yang hanya memakai partikel tersebut sekali saja.[38] Di bawah ini adalah contoh perbandingan kalimat antara bahasa Badui dan bahasa Sunda baku.

Catatan: pada contoh di bawah, partikel yang dimaksud dicetak tebal dan digarisbawahi.

Bahasa Badui

(1)
Ari urang Cicakal Girang mah ari asalna gé ari islam mah Islam.

ari

adapun

urang

orang

Cicakal

Cicakal

Girang

Girang

mah

FOC

ari

COMP

asal

PST

=na

=3

juga

ari

COMP

islam

Islam

mah

FOC

Islam

Islam

ari urang Cicakal Girang mah ari asal =na gé ari islam mah Islam

adapun orang Cicakal Girang FOC COMP PST =3 juga COMP Islam FOC Islam

'Adapun orang Cicakal Girang kalau asalnya kalau Islam tetap Islam'[38]

(2)
Atuh ari ngajual mah saayana baé, sakilo dijual baé, sapuluh kilo dijual baé.

atuh

mohon

ari

bila

ngajual

AV-jual

mah

FOC

saaya

seada

=na

=NMLZ

baé,

LIM

sakilo

sekilo

dijual

PV-jual

baé,

LIM,

sapuluh

sepuluh

kilo

kilo

dijual

PV-jual

baé

LIM

atuh ari ngajual mah saaya =na baé, sakilo dijual baé, sapuluh kilo dijual baé

mohon bila AV-jual FOC seada =NMLZ LIM sekilo PV-jual LIM, sepuluh kilo PV-jual LIM

'Mohon bila menjual seadanya saja, sekilo dijual saja, sepuluh kilo dijual saja'[38]

Bahasa Sunda baku

  1. Ari urang Cicakal Girang mah asalna gé islam.[38]
  2. Atuh ari ngajual mah saayana baé, sakilo dijual, sapuluh kilo dijual.[38]

Dalam bahasa Badui, partikel boro dari bahasa Sunda baku mengalami reduplikasi (perulangan) menjadi boro-boro. Beberapa penggunaan preposisi dina 'pada' dalam bahasa Badui terhitung setara dengan di 'di' dalam bahasa Sunda baku. Penggunaan partikel-partikel lainnya seperti cenah, deuk, éta, ieu, jeung, kitu, tah dan si, tidak sama penggunaannya dengan bahasa Sunda baku. Selain itu, ada beberapa partikel yang tidak lazim ditemukan atau dipakai dalam bahasa Sunda baku, tetapi cukup umum dalam bahasa Badui, seperti contohnya: doang, laju dan ja.[17]

Morfologi

Dalam bidang morfologi atau bentuk-bentuk kata terdapat perbedaan dan persamaan. Prefiks sa- dalam bahasa Badui tidak selalu menunjukkan bentuk terikat yang memiliki fungsi gramatikal yang mirip dengan prefiks se- dalam bahasa Indonesia. Seperti pada kalimat ngalaksa sajumaah dalam bahasa Badui yang maknanya setara dengan kalimat ngalaksa dina poé jumaah dalam bahasa Sunda baku. Perbedaan lain yang sangat tampak yaitu pada penggunaan sufiks -an dan -na, kata di tengahna 'di tengahnya' dalam bahasa Sunda baku berubah menjadi di tengahan 'di tengahnya' dalam bahasa Badui. Kata kabéh (semua) dalam bahasa Badui cukup hanya mendapatkan sufiks -an saja sehingga menjadi kabéhan (semuanya). Sementara dalam bahasa Sunda baku: kabéhanana (semuanya).[17] Selain itu, kata berimbuhan di-/-an pada kata dibéjaan 'diberitahu' dalam bahasa Sunda baku, dalam bahasa Badui berubah menjadi dibéja-béja. Untuk prefiks di- pada kata dikira dalam bahasa Badui bisa menggantikan reduplikasi kira-kira 'kira-kira' dalam bahasa Sunda baku. Dan untuk prefiks per- dalam bahasa Indonesia, berpadanan dengan prefiks para- dalam bahasa Badui, contohnya pada kata perkawinan 'pernikahan' berubah menjadi parakawinan 'pernikahan'.[16]

Tata bahasa

Struktur dan tata bahasa Badui tidak jauh berbeda dengan struktur bahasa Sunda secara umum, sehingga struktur bahasanya masih dapat dipelajari dan dipahami secara baik oleh para penutur dialek bahasa Sunda lainnya.[39]

Pronomina persona

Bahasa Badui umumnya hanya mengenal pronomina atau kata ganti persona dalam bentuk bebas, bentuk terikat yang berupa proklitik dan enklitik hanya terdapat dalam persona ketiga tunggal atau jamak yang juga berfungsi sebagai pemarkah kepunyaan (khususnya bentuk sufiks -na). Selain itu, terdapat bentuk terikat berupa enklitik untuk persona pertama tunggal -ing dari bahasa Sunda kuno yang bersifat arkais dan kini sudah tidak digunakan lagi dalam bahasa Sunda modern termasuk bahasa Badui, umumnya, unsur gramatikal yang dibubuhi bentuk enklitik seperti ini kini dianggap sebagai monomorfemik, contohnya ambuing 'ibuku', anaking 'anakku' dan awaking 'badanku'.

Beberapa bentuk pronomina persona jamak dibentuk dengan cara menyisipkan infiks -ar- ke dalam pronomina persona tunggal, misal, untuk menyatakan pronomina persona kedua jamak, diciptakan dengan menyisipkan infiks -ar- ke dalam pronomina bebas dia menjadi daria. Hal ini berlaku bagi pronomina persona yang fonem awalnya berupa konsonan, sedangkan untuk pronomina persona yang diawali dengan fonem vokal, maka infiks -ar- akan berubah menjadi sufiks ar-, seperti contohnya pada pronomina persona ketiga jamak yang dibentuk dengan cara menambahkan sufiks ar- ke dalam pronomina bebas inyana menjadi arinyana.

Glos Pronomina bebas

(PRO)

Proklitik

(ERG)

Enklitik

(ABS)

Pemarkah kepunyaan

(POSS)

1SG
'saya'
aing, ngaing -ing[d]
1SG 1PL.EXCL
'saya, kami'
kami
1PL.INCL
'kita'
urang
2SG
'Anda'
sia, dia na
2PL
'kalian'
daria, dararia
3SG
'dia'
diana, inyana di- -na
3PL
'mereka'
darariana, arinyana

Bentuk aing 'saya' yang mengalami nasalisasi (diucapkan secara sengau pada fonem pertama) menjadi ngaing adalah bentuk pronomina persona pertama tunggal yang biasanya digunakan untuk menunjukkan superioritas sang penutur, sementara bentuk persona kedua jamak dararia 'kalian' yang merupakan variasi dari daria (akar kata: dia 'Anda') adalah bentuk penegasan dengan cara menggandakan infiks -ar- menjadi -arar-.

Contoh teks

Masyarakat Badui secara tradisional tidak mengamalkan budaya tulis, sehingga dalam pewarisan tradisi dilakukan secara oral atau lisan melalui tuturan dari generasi ke generasi, termasuk dalam hal kesusasteraan.[40] Sastra lisan Badui di kemudian hari banyak didokumentasikan oleh pihak luar.

Idiom

Papan multibahasa dalam bahasa Badui dan Indonesia (Amanat Buyut). Tulisan Badui, dalam alfabet bahasa Sunda, berada di sebelah kiri papan.

Di bawah ini disajikan sebuah contoh teks berbahasa Badui yang berisi empat ungkapan atau idiom yang menggambarkan posisi bintang kidang (Orion) dalam penyusunan kalender pertanian Badui (pananggalan).[41][42]

Tanggal kidang turun kujang

apabila bintang kidang berada di ufuk timur, masyarakat harus memulai menebang semak-semak belukar dengan kujang (perkakas seperti parang)

Kidang ngarangsang kudu ngahuru

apabila posisi bintang kidang ngarangsang (seperti posisi matahari yang meninggi), masyarakat harus membakar sisa-sisa tebangan dan persiapan berladang

Kidang nyuhun atawa condong ka barat kudu ngaseuk

apabila bintang kidang diatas kepala atau sudah miring ke barat harus tanam padi

Kidang marem turun kungkang, ulah melak paré

apabila bintang kidang tidak lagi terlihat maka pantang untuk bertanam karena banyak hama serangga

Cerita rakyat

Pada contoh di bawah ini ada sebuah cerita rakyat mengenai kisah permulaan keberadaan masyarakat Badui berjudul Mula Nagara Baduy (Ejaan asli/Van Ophuijsen: Moela Nagara Badoej) yang pernah diteliti dan kemudian ditranskripsikan oleh C.M. Pleyte, seorang kurator museum asal Belanda.[43]

Berikut sepenggal kisah Mula Nagara Baduy yang telah disesuaikan ejaannya ke dalam Ejaan Bahasa Sunda modern:[44]

Dari penggalan teks di atas terdapat kata-kata bercetak tebal yang merupakan lema khas dialek Badui yang bentuknya berbeda dengan bahasa Sunda di daerah Parahyangan. Berikut senarainya:

Bahasa Badui Bahasa Sunda baku Arti Ref.
jasa pisan sangat [45]
tilok, teu ilok tara jarang [46]
satoa sato binatang [45]
deuk arék hendak [47]
ngalereb ngarereb bermalam [48]
kebel lila lama [49]
diana manéhna dirinya [49]
jamangna bajuna bajunya [50]

Lihat pula

Referensi

Keterangan

  1. ^ Beberapa situs web klasifikasi bahasa seperti Glottolog masih mengklasifikasikan bahasa Badui dalam rumpun bahasa Melayu-Sumbawa yang kini dianggap telah usang, sementara Ethnologue langsung mengklasifikasikan bahasa Badui dalam bahasa Sunda pada rumpun bahasa Melayu-Polinesia tanpa ada penggolongan lagi di bawahnya. Pengelompokan bahasa Sunda termasuk di dalamnya bahasa Badui sebagai bagian dari rumpun Indonesia Barat dan Kalimantan Utara Raya dianggap lebih mutakhir daripada Melayu-Sumbawa.
  2. ^ Glottolog versi 4.1 mencatat bahasa Badui bersama dengan bahasa Sunda membentuk sebuah keluarga bahasa Sundanese-Badui.[11]
  3. ^ EGIDS merupakan singkatan dari Expanded Graded Intergenerational Disruption Scale, sebuah skala yang menilai seberapa parah pemutusan rantai transmisi antargenerasi bagi sebuah bahasa. Tingkat 1 menandakan bahwa bahasa tersebut lazim digunakan dalam komunikasi antarbangsa, sementara tingkat 10 menandakan bahwa bahasa tersebut telah punah.
  4. ^ klitik -ing hanya produktif digunakan dalam bahasa Sunda Kuno

Catatan kaki

  1. ^ Pleyte, C.M., Badoejsche geesteskinderen , dalam Van Ronkel (1912), hlm. 224
  2. ^ a b Iskandar & S. Iskandar (2016), hlm. 696.
  3. ^ Astari (2009), hlm. 3.
  4. ^ "UNESCO Interactive Atlas of the World's Languages in Danger" (dalam bahasa bahasa Inggris, Prancis, Spanyol, Rusia, and Tionghoa). UNESCO. 2011. Diarsipkan dari versi asli tanggal 29 April 2022. Diakses tanggal 26 Juni 2011. 
  5. ^ "UNESCO Atlas of the World's Languages in Danger" (PDF) (dalam bahasa Inggris). UNESCO. 2010. Diarsipkan dari versi asli (PDF) tanggal 31 Mei 2022. Diakses tanggal 31 Mei 2022. 
  6. ^ Hammarström, Forkel & Haspelmath (2019a).
  7. ^ a b c Sucipto & Limbeng (2007), hlm. 50.
  8. ^ Sam et al. (1986), hlm. 33.
  9. ^ Florey, M., Language Shift and Endangerment , dalam Adelaar & Himmelmann (2005), hlm. 51
  10. ^ Yulianti & Firdaus (2021), hlm. 215.
  11. ^ Hammarström, Forkel & Haspelmath (2019b).
  12. ^ Sucipto & Limbeng (2007), hlm. 2.
  13. ^ Rusady & Munawarah (2017a), hlm. 592.
  14. ^ Rusady & Munawarah (2017b), hlm. 60.
  15. ^ Hidayati et al. (2017), hlm. 580.
  16. ^ a b c d Sam et al. (1986), hlm. 35.
  17. ^ a b c Sucipto & Limbeng (2007), hlm. 52.
  18. ^ Sucipto & Limbeng (2007), hlm. 53.
  19. ^ Sucipto & Limbeng (2007), hlm. 27.
  20. ^ Sam et al. (1986), hlm. 29.
  21. ^ Pujiati, Isnendes & Kurniawan (2017), hlm. 388.
  22. ^ a b c Sam et al. (1986), hlm. 36.
  23. ^ a b Sam et al. (1986), hlm. 37.
  24. ^ Sam et al. (1986), hlm. 38.
  25. ^ a b Rahmadania (2012), hlm. 214.
  26. ^ Rusady & Munawarah (2017a), hlm. 595.
  27. ^ Sucipto & Limbeng (2007), hlm. 127.
  28. ^ Sam et al. (1986), hlm. 40.
  29. ^ Hidayati et al. (2017), hlm. 78.
  30. ^ Sam et al. (1986), hlm. 42.
  31. ^ a b Rusady & Munawarah (2017b), hlm. 61.
  32. ^ Rusady & Munawarah (2017b), hlm. 62.
  33. ^ Rusady & Munawarah (2017b), hlm. 63.
  34. ^ Priyanto, Kurniawan & Isnendes (2018), hlm. 384.
  35. ^ a b Priyanto, Kurniawan & Isnendes (2018), hlm. 382.
  36. ^ Priyanto, Kurniawan & Isnendes (2018), hlm. 385.
  37. ^ Priyanto, Kurniawan & Isnendes (2018), hlm. 383.
  38. ^ a b c d e Sucipto & Limbeng (2007), hlm. 51.
  39. ^ Yulianti & Firdaus (2021), hlm. 217.
  40. ^ Kristianto (2016), hlm. 2-3.
  41. ^ Iskandar & S. Iskandar (2016), hlm. 698.
  42. ^ Iskandar & S. Iskandar (2016), hlm. 694.
  43. ^ Van Zanten (2016), hlm. 407-408.
  44. ^ Pleyte, C.M., Badoejsche geesteskinderen , dalam Van Ronkel (1912), hlm. 254-261
  45. ^ a b Pleyte, C.M., Badoejsche geesteskinderen , dalam Van Ronkel (1912), hlm. 221
  46. ^ Pleyte, C.M., Badoejsche geesteskinderen , dalam Van Ronkel (1912), hlm. 223
  47. ^ Pleyte, C.M., Badoejsche geesteskinderen , dalam Van Ronkel (1912), hlm. 224
  48. ^ Pleyte, C.M., Badoejsche geesteskinderen , dalam Van Ronkel (1912), hlm. 262
  49. ^ a b Pleyte, C.M., Badoejsche geesteskinderen , dalam Van Ronkel (1912), hlm. 222
  50. ^ Pleyte, C.M., Badoejsche geesteskinderen , dalam Van Ronkel (1912), hlm. 233

Daftar pustaka

Naskah digital

Daftar bacaan

Bacaan lanjutan

Pranala luar

Baca informasi lainnya:

Pertempuran Perimeter PusanBagian dari Perang KoreaPasukan Infanteri ke-27 AS menunggu serangan Korea Utara di sepanjang Sungai Nankong dari posisi di Perimeter Pusan, 4 September 1950.Tanggal4 Agustus – 18 September 1950LokasiPusan, Korea SelatanHasil Kemenangan Perserikatan Bangsa-BangsaPihak terlibat  Perserikatan Bangsa-Bangsa  Korea Selatan  Amerika Serikat  Britania Raya  Australia  Selandia Baru  Kanada  Belanda  Korea UtaraTokoh dan pem…

Lukisan dinding lompat banteng, ditemukan di situs Knossos, yang menunjukkan bahwa terdapat suatu olahraga atau ritual keagamaan melompati seekor banteng, sosok manusia berkulit gelap adalah lelaki, sedangkan dua sosok manusia yang berkulit terang adalah perempuan. Sejarah Kreta sudah ada sejak milenium ke-7 SM, lebih dari empat milenia sebelum peradaban Minoa kuno. Peradaban Minoa yang berbasis istana merupakan tunas peradaban di Eropa. Setelah peradaban Minoa hancur karena terjadi letusan Ther…

78th Infantry Division78th Infantry Division shoulder sleeve insigniaActive1917 – 19191921 – 19461946 – presentCountry United StatesBranch United States ArmyTypeInfantrySizeDivisionNickname(s)Lightning (special designation)[1]Motto(s)Audaciter (Boldly)EngagementsWorld War I St. Mihiel Meuse-Argonne World War II Rhineland Ardennes-Alsace Central Europe CommandersCurrentcommanderBrigadier General Christopher W. CookNotablecommandersHugh L. Scott Norman Schwarzkopf Sr. Edwin…

Lupita TovarLupita Tovar pada sekitar tahun 1931LahirGuadalupe Natalia Tovar(1910-07-27)27 Juli 1910Matías Romero, Oaxaca, MeksikoMeninggal12 November 2016(2016-11-12) (umur 106)Los Angeles, California, Amerika SerikatMakamHillside Memorial Park CemeteryNama lainLupita KohnerPekerjaanPemeranTahun aktif1929–1945Karya terkenalDráculaSantaSuami/istriPaul Kohner ​ ​(m. 1932; wafat 1988)​Anak2; termasuk Susan Kohner Guadalupe Nat…

The Heritage FoundationBerkas:Heritage-logo.jpgTanggal pendirian16 Februari 1973TipeLembaga pemikir pemerintah untuk Kebijakan umumKantor pusat214 Massachusetts Ave, NELokasiWashington, D.C.PresidenEdwin FeulnerSitus webwww.heritage.org Heritage Foundation adalah sebuah lembaga yayasan pemikir pemerintah Amerika Serikat yang berlokasi di Washington, D.C. Yayasan ini memegang peranan penting pada gerakan konservatif pada masa pemerintahan presiden Ronald Reagan, di mana salah satu kebijakannya me…

Artikel ini tidak memiliki referensi atau sumber tepercaya sehingga isinya tidak bisa dipastikan. Tolong bantu perbaiki artikel ini dengan menambahkan referensi yang layak. Tulisan tanpa sumber dapat dipertanyakan dan dihapus sewaktu-waktu.Cari sumber: Tahu tek – berita · surat kabar · buku · cendekiawan · JSTOR Tahu tek di Lamongan Tahu tek adalah salah satu masakan khas Jawa Timur khususnya di Kota Surabaya[butuh rujukan]. Tahu tek terdiri atas …

One Churchill PlaceOne Churchill PlaceInformasi umumLokasi1 Churchill PlaceTower Hamlets, London, InggrisMulai dibangun2003Rampung2004Pembukaan2005TinggiAtap156 m (512 ft)Data teknisJumlah lantai32Desain dan konstruksiArsitekHOK International One Churchill Place adalah pencakar langit setinggi 156 m dengan 32 tingkat yang digunakan sebagai kantor pusat Barclays Bank. Bangunan ini terletak di kawasan Docklands, London di Canary Wharf. Bangunan ini merupakan blok perkantoran terting…

Bono Vox beralih ke halaman ini. Untuk fenomena alam, lihat Bono (ombak). Untuk kegunaan lain, lihat Bono (disambiguasi). BonoBono melakukan pertunjukan dalam acara the Joshua Tree Tour 2017 di IndianapolisInformasi latar belakangNama lahirPaul David HewsonNama lainBono Vox / Bono U2 / BonoLahir10 Mei 1960 (umur 63)AsalDublin, Republik IrlandiaGenreRock, post-punk, alternative rockPekerjaanMusisi, penyanyi-penulis lagu, aktivis, filantropiInstrumenVokal, gitar, harmonikaTahun aktif1975–se…

Artikel ini sebatang kara, artinya tidak ada artikel lain yang memiliki pranala balik ke halaman ini.Bantulah menambah pranala ke artikel ini dari artikel yang berhubungan atau coba peralatan pencari pranala.Tag ini diberikan pada Desember 2022. Mukai Taichi向井 太一Nama lainTaichi MukaiLahir13 Maret 1992 (umur 31)[1]Fukuoka, Jepang[1]AsalTokyo[1]GenreR&B alternatifR&B kontemporerpopambientelectroPekerjaanPenyanyi-penulis lagumodel[1]InstrumenVoka…

Parlement d'Afrique du Sud[N 1] 27e législature Armoiries du Parlement d'Afrique du Sud.Présentation Type Bicaméral Chambres Assemblée nationaleConseil national des provinces Création 19101997 (forme actuelle) Lieu Le Cap Durée du mandat 5 ans Présidence Assemblée nationale Nosiviwe Mapisa-Nqakula (ANC) Élection 19 août 2021 Conseil national des provinces Amos Masondo (ANC) Élection 23 mai 2019 Structure Membres 490 : 400 députés 90 conseillers Composition actuel…

Cagar Nasional SamburuIUCN Kategori II (Taman Nasional)Halaman depanLokasi Cagar Nasional SamburuLetakKenya, Kabupaten SamburuLuas165 km2 (64 sq mi)Didirikan1985 Cagar Nasional Samburu adalah sebuah cagar alam di tepi sungai Ewaso Ng'iro, Kenya. Di sisi lain sungai tersebut adalah Cagar Nasional Buffalo Springs. Taman tersebut memiliki luas 165 km² dan berjarak 350 kilometer dari Nairobi. Tempat tersebut berada di ketinggian dari 800 sampai 1230m di atas permukaan laut.[…

DidoNama lahirFlorian Cloud de Bounevialle O'Malley ArmstrongLahirKensington, London, InggrisAsalLondon, InggrisGenrePop rockPopFolkTrip HopPekerjaanPenyanyiInstrumenvokalPianoGitarTahun aktif1995–sekarangLabelCheeky/Arista, Sony BMGSitus webwww.didomusic.com Dido (2019) Florian Cloud de Bounevialle O'Malley Armstrong (lahir 25 Desember 1971) merupakan seorang penyanyi berkebangsaan Inggris yang memenangkan nominasi BRIT Award dan Grammy Award sebagai penyanyi terbaik. Namanya dikenal dengan n…

Statua di Eirene con Pluto del 370 a.C. in una copia romana Pluto, la cui etimologia deriva dal greco antico Πλοῦτος?, Plū̀tos (ricco), è una figura della mitologia greca, dio della ricchezza, il cui culto, di carattere agrario, aveva come sede principale l'isola di Samotracia. Indice 1 Origini 2 Pluto nella Teogonia di Esiodo 3 Pluto nella commedia di Aristofane 4 Pluto nella Divina commedia 5 Iconografia 6 Divinità greche correlate 7 Divinità latine correlate 8 Note 9 Voci co…

Ashkan Dejagah Informasi pribadiNama lengkap Seyyed Ashkan Dejagah[1]Tanggal lahir 5 Juli 1986 (umur 37)Tempat lahir Teheran, IranTinggi 1,81 m (5 ft 11+1⁄2 in)Posisi bermain GelandangInformasi klubKlub saat ini Al-ArabiNomor 86Karier junior Reinickendorfer Füchse1999–2000 Tennis Borussia Berlin2000–2004 Hertha BSCKarier senior*Tahun Tim Tampil (Gol)2004–2007 Hertha BSC II 56 (21)2004–2007 Hertha BSC 26 (1)2007–2012 VfL Wolfsburg 131 (18)2012–2014 F…

Richard Dunne Richard Dunne saat memperkuat Irlandia melawan rusia di Moskow.Informasi pribadiNama lengkap Richard Patrick DunneTanggal lahir 21 September 1979 (umur 44)Tempat lahir Tallaght, Dublin, IrlandiaTinggi 1,88 m (6 ft 2 in) [1]Posisi bermain Bek tengahKarier senior*Tahun Tim Tampil (Gol)1996–2000 Everton 60 (0)2000–2009 Manchester City 296 (7)2009–2013 Aston Villa 95 (4)2013–2015 Queens Park Rangers 64 (1)Total 515 (12)Tim nasional1997–1999 Republi…

Chemical compound For the function of calcium phosphate in organisms, see Calcium metabolism. This article needs additional citations for verification. Please help improve this article by adding citations to reliable sources. Unsourced material may be challenged and removed.Find sources: Calcium phosphate – news · newspapers · books · scholar · JSTOR (March 2019) (Learn how and when to remove this template message) Calcium phosphate Calcium Phosphate nano…

Novate Milanesecomune (dettagli) Novate Milanese – VedutaScorcio del centro cittadino fotografato da via Bertola da Novate LocalizzazioneStato Italia Regione Lombardia Città metropolitana Milano AmministrazioneSindacoDaniela Maldini (centro-sinistra) dal 10-6-2019 TerritorioCoordinate45°32′N 9°08′E / 45.533333°N 9.133333°E45.533333; 9.133333 (Novate Milanese)Coordinate: 45°32′N 9°08′E / 45.533333°N 9.133333°E45.533333…

Anthony Lopes Lopes pada Piala Dunia FIFA 2018Informasi pribadiNama lengkap Anthony Lopes[1]Tanggal lahir 1 Oktober 1990 (umur 33)[1]Tempat lahir Givors, Lyon, Prancis[2]Tinggi 185 cm (6 ft 1 in)[3]Posisi bermain Penjaga gawangInformasi klubKlub saat ini LyonNomor 1Karier junior1996–2000 OSGL Football2000–2008 LyonKarier senior*Tahun Tim Tampil (Gol)2008–2012 Lyon B 38 (0)2012– Lyon 331 (0)Tim nasional‡2007 Portugal U-17 6 (0)2007 Por…

Untuk kegunaan lain, lihat Wikipedia (disambiguasi). WikipediaTangkapan layarGambar layar portal multibahasa WikipediaJenis situsEnsiklopedia daringBahasa334 edisiPendahuluNupedia MarkasAshburnSan FranciscoDallasCarrolltonChicagoAmsterdamSingapura Negara asalAmerika Serikat PemilikYayasan WikimediaPenciptaJimmy Wales, Larry Sanger[1]PenyuntingKomunitas Wikipedia SloganEnsiklopedia bebasSitus webwww.wikipedia.orgPeringkat Alexa 5 (global, Januari 2019[update])K…

Braille Bahasa PrancisJenis aksara Alfabet (nonlinear) BahasaBahasa PrancisPenciptaLouis BraillePeriode1837Dasar cetakAlfabet bahasa PrancisBasis cetakAlfabet bahasa PrancisAksara terkaitSilsilahTulisan malamBraille awalBraille Bahasa PrancisAksara turunanBraille bahasa InggrisBraille bahasa JermanBraille bahasa Arab,dan lain-lain.Pengkodean UnicodeRentang UnicodeU+2800 to U+283F Braille Bahasa Prancis ialah huruf braille asli yang menjadi dasar dari semua braille lainnya. Urutan huruf bahasa Pr…

Kembali kehalaman sebelumnya